“Dalam menyongsong Indonesia emas 2045 akan terwujud jika kita memenuhi sejumlah syarat, yakni ideologi bangsa kokok, ekonomi baik, hukum dan keadilan ditegakkan, politik yang demokratis, budaya gotong royong yang hidup, serta mengedepankan persaudaraan,” kata Mahfud.
Dia kemudian menekankan bahwa prioritas pemberantasan korupsi, kepastian hukum dan konsistensi dalam implementasi penegakannya, memberi jaminan bagi investasi dan pembangunan ekonomi, serta memberikan perlindungan pada masyarakat.
Mahfud kemudian menegaskan pentingnya demokrasi dan nomokrasi berjalan seiring dan seimbang.
“Demokrasi adalah kedaulatan rakyat, sedangkan nomokrasi adalah kedaulatan hukum.
“Demokrasi tanpa nomokrasi akan anarkis. Sementara nomokrasi tanpa demokrasi akan sewenang-wenang. Sehingga keduanya harus berjalan seiring dan seimbang,”kata dia.
Indonesia yang beragam, lanjut Mahfud, membutuhkan toleransi dan akseptasi, perlindungan pada masyarakat lemah, serta rasa kasih sayang kepada wong cilik.
“Saya berkeyakinan, Mas Ganjar adalah figur yang tepat memimpin bangsa Indonesia untuk mewujudkan semua cita-cita yang saya sebutkan tadi, dan mempercepat pembangunan yang sudah baik,” cetus Mahfud.
“Tentu memperbaiki juga yang keliru dan melakukan inovasi baru sesuai perkembangan zaman, serta tetap berpegang pada konstitusi.”
Mahfud mengaku mengenal Ganjar sejak lama. Sejak 2004 hingga 2008 keduanya sama-sama menjadi anggota parlemen di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Keduanya juga sering bertemu ketika Ganjar menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dan Mahfud MD menjabat sebagai ketua Mahkamah Konstitusi.
“Saya tahu persis Mas Ganjar adalah figur pemimpin yang merakyat dan berani. Berani memperbaiki yang bengkok-bengkok, berani menerima kritik, berani memperjuangkan nilai-nilai politik yang diyakini benar.