“Gagasan Polri yang presisi tidak lain dimaksudkan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap Polri yang dulu sempat memudar. Dulu stigma negatif yang dijatuhkan kepada Polri yang menjadi konsumsi publik dan ramai diperbincangkan. Seperti berkaitan dengan terjadinya tindakan represif oleh pihak kepolisian dalam menangani sebuah kasus kejahatan atau juga kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh beberapa oknum polisi terhadap masyarakat seringkali menjadi konsumsi pemberitaan di tengah-tengah masyarakat,” katanya.
Mahfud berharap citra Polri makin baik di tengah-tengah masyarakat. Hal itu harus menjadi masa depan Polri.
“Sehingga citra kepolisian sempat memudar, itulah masa lalu kita sebagai bagian dari masyarakat Polri sudah seharusnya mampu menjadi wadah pengayom yang memberikan rasa aman tanpa harus menimbulkan stigma negatif, itulah masa depan kita,” jelasnya.
Meningkatkan citra positif Polri, jelas Mahfud harus selalu dijaga. Dia tidak ingin Polri mendapat citra negatif oleh masyarakat.
“Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama, karena stigma negatif tersebut akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat dan dengan begitu akan dapat mempengaruhi kerjasama antara Polri dan masyarakat yang seharusnya dilakukan di dalam penegakan hukum dan keadilan. Di sinilah Kompolnas bisa memberi penguatan, bisa mengambil posisi untuk membantu Polri sebagai institusi pada implementasi presisi Polri tersebut,” katanya, dikutip detik.com.