Rais menawarkan solusi berupa pemanfaatan filter asap. Filter asap ini salah satunya berupa insinerator yang merupakan alat pembakar limbah padat.
Pembakaran dengan suhu tinggi menghasilkan energi panas yang dapat dimanfaatkan menjadi listrik. Pemanfaatan insinerator untuk pengelolaan sampah rumah tangga merupakan metode yang terus berkembang dengan kelebihan dan tantangan yang signifikan.
“Selain itu, insinerator dapat mengubah sampah menjadi energi. Sehingga berkontribusi terhadap emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan tempat pembuangan sampah,” ujarnya.
Kendati demikian, Rias menemukan jika penerapan insinerasi memakan biaya investasi dan operasi tinggi. Selain itu, ancaman emisi polutan beracun masih ada walaupun terdapat teknologi scrubbing.
Hal lainnya adalah terhambatnya upaya daur ulang dan pengurangan limbah. Terlebih, menurut Rias, pada negara berkembang yang minim pemilahan sampah organik dengan kadar air tinggi dinilai kurang praktis dibandingkan dengan sistem pengomposan.
Kendati demikian, ia mengusulkan perlunya solusi yang fleksibel dan peraturan yang ketat untuk meminimalkan emisi dan memastikan kelangsungan insinerasi.