Aulanews.id – Sejumlah mahasiswa UGM kembali berinovasi dengan mengembangkan alat penyimpanan vaksin Covid-19 yang dinamai Smart Vaccine Tube. Smart Vaccine Tube tersebut berbasis dari teknologi superthermos.
Ketua Tim Peneliti, Muhammad Rizqiansyah, mengatakan bahwa pada saat pendistribusian, vaksin harus dijaga dengan suhu 2-8 derajat celcius. Suhu dalam kotak didinginkan menggunakan peltier. Pada bagian atas, penutup luar, terdapat LCD dan indikator LED yang berfungsi untuk memonitoring temperatur dalam kotak.
“Tujuannya alat penyimpanan vaksin ini agar dapat mempercepat akselerasi program vaksin nasional terutama ke daerah terpencil,” ucapnya, dikutip dari Harianjogja.com pada Rabu.
Dengan menggunakan bahan berupa aluminium bubble foil dan sterofoam, Smart Vaccine Tube dirancang memiliki empat layer (lapisan) dari luar.
Indikator LED tersebut akan bewarna hijau jika temperatur dalam kotak berada diantara 2,5-7,5oC. Bewarna kuning jika temperatur berada diantara 2-2,5oC atau 7,5-8oC. Bewarna merah jika temperatur dalam kotak di luar suhu 2-8oC.
Dalam Smart Vaccine Tube pun terdapat wadah vaksin (dibuat dengan menggunakan teknologi 3D printing) yang berfungsi sebagai dudukan vaksin agar terhindar dari goncangan selama pendistribusian. Perlu diketahui juga, pembuatan Smart Vaccine Tube ini menghabiskan biaya yang terjangkau dengan karakteristik penyimpanan cukup lama sekaligus hemat energi.
Keamanannya pun diklaim terjamin dengan baik karena di dalamnya terdapat wadah vaksin yang dibuat dengan teknologi 3D printing.
Nantinya, wadah tersebut berfungsi sebagai dudukan vaksin agar terhindar dari goncangan selama pendistribusian.