Aulanews.id – Hari ini, perwakilan dari mahasiswa STIH dan UNZAH di Kabupaten Probolinggo bersama-sama membangun gerakan untuk menolak kampanye black campaign dan penyebaran berita hoaks terkait Pemilihan Presiden yang tengah berlangsung di Indonesia. Gerakan ini didasarkan pada tekad untuk memastikan jalannya proses demokrasi yang bersih dan terhormat.
Dalam konteks ini, perwakilan mahasiswa dari STIH dan UNZAH di Kabupaten Probolinggo mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menolak tindakan-tindakan yang merugikan integritas pemilihan presiden. Mereka menekankan pentingnya mengedepankan informasi yang benar, jujur, dan bertanggung jawab untuk menjaga proses pemilihan yang sehat.
*Mengapa Menolak Black Campaign dan Hoaks?*
Gerakan ini merespon keprihatinan atas dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh black campaign dan hoaks dalam konteks pemilihan presiden. Beberapa alasan utama termasuk:
1. *Mengancam Integritas Pemilihan*: Penyebaran berita palsu dan kampanye hitam dapat mengancam integritas pemilihan presiden, merusak proses demokrasi yang seharusnya bersih dan transparan.
2. *Polarisasi Masyarakat*: Black campaign cenderung memperdalam perpecahan di antara masyarakat, menciptakan polarisasi yang dapat menghambat proses persatuan dan kesatuan.
3. *Mengaburkan Visi dan Misi Calon*: Hoaks dan black campaign seringkali mengaburkan visi dan misi calon, menghambat pemilih untuk membuat keputusan yang informasional dan rasional.
*Tanggapan Mahasiswa*
Dalam pernyataan bersama, perwakilan mahasiswa menegaskan, “Kami, sebagai pemuda dan pemudi Indonesia, memiliki tanggung jawab untuk melindungi demokrasi kita. Kami menolak menyebarkan berita palsu, melakukan black campaign, atau mendukung tindakan-tindakan yang dapat merusak integritas pemilihan presiden. Mari bersama-sama menciptakan proses pemilihan yang bersih dan adil.” Ujar Achmad Saifullah (Perwakilan Mahasiswa STIH ZAHA)