“Selain itu, terdapat fitur seperti audio dan getaran untuk menunjang pemulihan fungsi motorik tangan dan psikis pasien,” imbuhnya.
Mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITS itu menyebut alasan kenapa dia dan tim menggunakan metaverse dalam hal ini. Menurutnya, dalam dunia metaverse para pasien mampu merasakan sensasi menggunakan tangan sungguhan agar bisa mempercepat proses pemulihan.
Di samping itu, para pasien dan dokter masih bisa saling berinteraksi dan aktif bergerak. Aspek ini diyakini mampu meningkatkan efektivitas terapi.
Inovasi yang dibuat oleh Epin dan teman-teman ITS-nya itu dinamakan dengan Metatherapy. Para mahasiswa yang menciptakannya juga berhasil memperoleh medali perak dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022. Epin berharap Metatherapy dapat direalisasikan supaya memberikan kemudahan rehabilitasi untuk para pasien amputasi.