Mahasiswa IPB Diskusi Potensi Agribisnis Indonesia – Singapura

Aulanews.id, Singapura – Sebanyak 45 mahasiswa program magister Agribisnis dari Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan kunjungan edukatif ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura, Jumat (17/5) Didampingi oleh beberapa staf pengajar, kunjungan ini bertujuan untuk memahami tren dan perkembangan industri agribisnis di Singapura serta membandingkannya dengan kondisi di Indonesia. Rombongan disambut hangat oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Satrya Wibawa, serta Atase Perdagangan, Billy Anugrah. Dalam sambutannya, Atase Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa IPB yang ingin memperluas wawasan mereka mengenai agribisnis di luar negeri. “Reputasi Universitas IPB dalam sektor agribisnis tentu menjadi relevan dengan diskusi ini,” ujar Satrya. ”Apalagi, Singapura sebagai salah satu partner strategis Indonesia membuat hubungan kedua negara juga sangat penting untuk dipelajari dan dipahami agar kontekstual dengan geopolitik dan geoekonomi di regional asia tenggara,”tambahnya.

Atase Perdagangan memberikan paparan mengenai kondisi agribisnis di Singapura, menekankan bahwa negara tersebut sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok. “Sebanyak 93 persen bahan kebutuhan di Singapura berasal dari impor yang didatangkan dari 183 negara di seluruh dunia,” jelas Billy Anugrah. Hal ini, lanjutnya, menciptakan tantangan dan peluang tersendiri bagi Singapura dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pangan. Indonesia memainkan peran penting dalam sektor agribisnis Singapura melalui ekspor berbagai komoditas, termasuk produk minyak kelapa sawit dan bahan pangan lainnya. ”Salah satu kontribusi signifikan Indonesia adalah dalam penyediaan minyak sawit, di mana kebijakan biodiesel terbaru Indonesia dapat memberikan dampak positif pada pasokan ini dan stabilitas harga” jelas Billy lagi.

Strategi utama Singapura untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah diversifikasi sumber impor. Bagi importir bahan makanan utama, Singapura juga memperkenalkan persyaratan untuk mengadopsi rencana kelangsungan bisnis, yang dapat mencakup diversifikasi sumber impor untuk mengurangi dampak gangguan pasokan pangan. ”Perbandingan antara kedua negara menunjukkan bahwa sementara Singapura lebih fokus pada inovasi teknologi dan diversifikasi sumber pangan untuk keberlanjutan, Indonesia berupaya mengatasi tantangan produksi dan keberlanjutan melalui peningkatan kebijakan dan teknologi dalam sektor agribisnisnya”, ujar Billy dalam paparannya.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist