Aulanews.id – Raden Saleh Sjarif Boestaman atau yang lebih dikenal dengan nama Raden Saleh adalah pelukis terkenal dari Indonesia yang terkenal di Eropa pada abad ke-19. Ia lahir pada tanggal 16 Maret 1811 di Semarang, Jawa Tengah, dari keluarga bangsawan Jawa.
Raden Saleh dilahirkan dalam sebuah keluarga Jawa ningrat. Dia adalah cucu dari Sayyid Abdoellah Boestaman dari sisi ibunya. Ayahnya adalah Sayyid Hoesen bin Alwi bin Awal bin Jahja, seorang keturunan Arab. Ibunya bernama Mas Adjeng Zarip Hoesen, tinggal di daerah Terboyo, Semarang. Sejak usia 10 tahun, ia diserahkan pamannya, Bupati Semarang, kepada orang-orang Belanda atasannya di Batavia. Kegemaran menggambar mulai menonjol sewaktu bersekolah di sekolah rakyat (Volks-School).
Sebagai anak bangsawan, Raden Saleh dibesarkan dengan pola hidup yang sangat berbeda dari kebanyakan orang di zamannya. Ia mendapatkan pendidikan yang sangat baik, belajar bahasa Belanda, Arab dan Jawa, serta studi tentang agama dan filsafat.
Pada usia 16 tahun, Raden Saleh bergabung dengan pemerintahan Belanda sebagai juru gambar. Ia bekerja di bawah bimbingan dua seniman Belanda, Nicolaas Pieneman dan Antoine Waldorp, yang membantunya mengasah kemampuan seninya.
Pada tahun 1837, Raden Saleh memutuskan untuk pindah ke Eropa dan melanjutkan studinya di Belanda. Di sana, ia belajar di Akademi Seni Rupa Kerajaan Belgia di Antwerpen, dan kemudian di Akademi Seni Rupa Kerajaan Belanda di Den Haag.
Di Eropa, Raden Saleh terus mengembangkan kemampuannya dalam melukis. Ia memperoleh banyak penghargaan atas karyanya dan menjadi pelukis terkenal di kalangan bangsawan Eropa. Selain melukis, ia juga mempelajari zoologi dan sering mengeksplorasi alam liar untuk menemukan inspirasi untuk karya-karyanya.
Pada tahun 1851, Raden Saleh kembali ke Indonesia dan menetap di Batavia (sekarang Jakarta). Di sana, ia mulai berkarya dalam gaya yang lebih eksotis, dengan menggambarkan kehidupan sehari-hari dan lanskap Indonesia. Karyanya sangat dihargai oleh raja-raja di Jawa dan Sulawesi, serta oleh para kolektor seni di Eropa.
Selama hidupnya, Raden Saleh juga terlibat dalam politik. Ia menjadi anggota dewan pengawas sekolah di Batavia dan aktif dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat Indonesia.
Raden Saleh meninggal dunia pada tanggal 23 April 1880 di kota Karangjati, Jawa Timur, pada usia 69 tahun. Karya-karyanya diakui oleh dunia seni internasional dan menjadi warisan budaya yang penting bagi Indonesia. Hari lahirnya, 16 Maret, diperingati sebagai Hari Seni Nasional di Indonesia.
Lukisan Penangkapan Diponegoro
Lukisan “Penangkapan Diponegoro” adalah karya seni dari seorang pelukis ternama Indonesia, Raden Saleh. Lukisan ini menggambarkan momen penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda pada tahun 1830.
Lukisan ini memiliki dimensi 163 cm x 250 cm dan digambar dengan menggunakan cat minyak pada kanvas. Dalam lukisan ini, Raden Saleh menggambarkan momen di mana Pangeran Diponegoro ditangkap oleh tentara Belanda di bawah pimpinan Letnan Kolonel Hendrik Merkus de Kock pada tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Jawa Tengah.
Raden Saleh menggambarkan Pangeran Diponegoro dalam posisi yang tegap dan berani, dengan pandangan mata yang tajam. Ia mengenakan pakaian tradisional Jawa dan dilengkapi dengan senjata yang dipegang erat di tangannya. Di sekelilingnya, terdapat tentara Belanda yang menangkapnya dengan menggunakan berbagai peralatan perang modern.
Dalam lukisan ini, Raden Saleh juga menggambarkan suasana yang penuh dramatis. Terlihat awan gelap yang menyelimuti langit, menandakan bahwa momen ini adalah momen yang penuh dengan konflik dan kesedihan. Namun, meskipun suasana yang gelap, Pangeran Diponegoro tetap terlihat tegap dan berani.