Long Covid-19 dan Bekerja Kembali

Parameter kelaikan

Terkait dengan long covid-19 syndrome, banyak isu yang harus diselisik, sebelum mengizinkan pekerja masuk kerja kembali. Salah satunya bahwa meskipun pekerja penyintas covid-19-19 telah dinyatakan sembuh dari covid-19 dan hasil tes usap PCR negatif, pada pekerja yang masih memiliki keluhan klinis yang berkepanjangan, hasil tes PCR saja belum cukup untuk dijadikan parameter kelaikan seseorang untuk kembali ke dunia kerja.

Dari rekomendasi yang diberikan CDC di atas, kita bisa melihat bahwa perbaikan gejala klinis menjadi salah satu syarat penentuan waktu yang tepat untuk kembali bekerja bagi penyintas covid-19. Artinya, pada individu yang mengalami long covid-19 syndrome, yakni gejala seperti nyeri kepala, rasa cepat lelah, napas yang pendek, nyeri otot, gangguan fungsi kognitif yang menetap hingga berbulan-bulan lamanya, memerlukan perhatian tersendiri.

Pekerja dengan long covid-19 syndrome baru dapat kembali bekerja jika mampu memenuhi tuntutan pekerjaannya dengan kondisi kesehatannya saat ini, tanpa risiko yang membahayakan kondisi kesehatannya maupun rekan kerja dan lingkungan kerjanya. Sejatinya long covid-19 syndrome merupakan kondisi reversible, selama tidak ada kelainan organik. Tetap semangat dan tetap produktif bagi penyintas covid-19.

Palupi Agustina Djayadi Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi, Pengurus Perdoki Jabar

Menpora Dito dalam kesempatan itu menegaskan kembali dukungan penuh Kemenpora untuk perkembangan olahraga pencak silat. Apalagi saat ini Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pencak silat bisa...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist