Lukisan Gua Tertua di Dunia: Mengungkap Rahasia Seni Purba di Sulawesi

A painting created at least 51,200 years ago in the limestone cave of Leang Karampuang in the Maros-Pangkep region of the Indonesian island of Sulawesi portrays three human-like figures interacting with a wild pig, in this undated handout image. BRIN/Handout via REUTERS    THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES. MANDATORY CREDIT.
A painting created at least 51,200 years ago in the limestone cave of Leang Karampuang in the Maros-Pangkep region of the Indonesian island of Sulawesi portrays three human-like figures interacting with a wild pig, in this undated handout image. BRIN/Handout via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES. MANDATORY CREDIT.

Sedikit yang diketahui tentang orang-orang yang menciptakan lukisan gua Sulawesi. Aubert mengatakan bahwa lukisan-lukisan itu mungkin lebih tua dari usia minimum yang ditentukan oleh pengujian baru. Mereka mungkin berasal dari gelombang Homo sapiens pertama yang melanda wilayah tersebut dan akhirnya mencapai Australia sekitar 65.000 tahun yang lalu, ketika mereka bermigrasi keluar dari Afrika.

Hingga saat ini, lukisan yang ada di Gua Leang Tedongnge di Sulawesi berusia 45.500. Lukisan Leang Karampuang, menurut para peneliti, mendahului lukisan gua di Eropa, seperti yang paling awal ditemukan di El Castillo, Spanyol, yang berasal dari sekitar 40.800 tahun yang lalu.

Ada juga lukisan stensil tangan dari gua Maltravieso di Spanyol, yang menurut beberapa ilmuwan dibuat sekitar 64.000 tahun lalu dan dikaitkan dengan Neanderthal. Namun, ilmuwan lain membantah usia lukisan tersebut dan berpendapat bahwa lukisan itu dibuat oleh Homo sapiens.

“Penemuan seni gua yang sangat tua di Indonesia ini menegaskan bahwa Eropa bukanlah tempat lahirnya seni gua, seperti yang selama ini diasumsikan. Hal ini juga menunjukkan bahwa mendongeng merupakan bagian yang jauh lebih tua dari sejarah manusia, dan khususnya sejarah seni, daripada yang sebelumnya diketahui,” kata Brumm.

Aubert menambahkan, “Seni cadas Sulawesi yang paling awal tidaklah ‘sederhana.’ Seni cadas ini cukup maju dan menunjukkan kapasitas mental manusia pada saat itu.”

Meski begitu, dirinya cukup optimis dengan skuad saat ini. Sebab banyak pemain muda potensial dan bisa sangat membantu kedepannya. Oleh karena itu hasil kali ini harus menjadi pijakan untuk meningkatkan...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist