Lesbumi NU Gelar Lokakarya Pemajuan Kebudayaan di Lingkungan Pesantren

Budaya Menjaga Nilai Identitas Bangsa

Adanya perang pemikiran, menurut Riadi Ngasiran, kini terjadi secara massif, dipersiapkan secara matang dan terukur, diterapkan secara teratur dan sistematis melalui sarana-sarana yang menjadi kebutuhan umat.

“Semisal, pers dan media informasi, pendidikan, hiburan dan olahraga, yayasan dan lembaga sosial masyarakat. ‎Yang menjadi sasaran ghazwul fikr adalah pola pikir dan akhlak. Apabila seseorang Muslim sering menerima pola pikir sekuler, maka iapun akan berpikir ala sekuler, ” tuturnya, dalam keterangan Kamis 31 Oktober 2024.

Diingatkannya, menurut teori, terdapat tiga cara melemahkan dan menjajah suatu negeri: Pertama, Kaburkan sejarahnya. Kedua, Hancurkan bukti-bukti sejarah bangsa itu hingga tidak bisa lagi diteliti dan dibuktikan kebenarannya; Ketiga, putuskan hubungan mereka dengan para leluhur, dengan mengatakan jika leluhur itu bodoh dan primitif.

“Dengan teori ini, bangsa Indonesia yang sebagian besar Islam, bisa dilemahkan dan kehilangan jati diri selama ratusan tahun, membiarkan penjajahan di atas negeri terjadi bukan saja dari serangan bangsa asing tapi dengan melupakan dan tidak percaya akan keberadaan leluhur,” kata Riadi Ngasiran. ***

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato utama dalam acara APEC CEO Summit di National Grand Theater Peru, pada Kamis, 14 November 2024. Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist