Aulanews.id. SURABAYA – Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menggelar rapat koordinasi dengan 45 Pengurus Cabang (PC) Se-Jatim, Sabtu (6/8/2022) di Kantor PWNU Jatim Award 2022, lantai 3 Gedung Jatim Jalan Masjid Al Akbar Timur no 9 Surabaya. Pertemuan khusus ini untuk sosialisasi penganugerahan PWNU Jatim Award 2022.
Rapat diikuti 20-an LESBUMI PCNU dari seluruh Jawa Timur. Rapat sempat dihadiri Ketua Tim PWNU Jatim Award 2022 , M. Koderi. Kepada peserta rapat, Koderi menjelaskan bagaimana penilaian PWNU Jatim Award 2022. “Untuk kategori Lembaga ini ada banyak yang harus dilengkapi oleh PC Lembaga,” kata Koderi di hadapan peserta rapat.
Koderi menambahkan, Timnya nanti akan menyerahkan sepenuhnya kepada LESBUMI PWNU Jawa Timur untuk memilih 5 lembaga di bawahnya yang paling baik. “Kami serahkan ke mereka untuk memberi rekomendasi pada kami mana saja 5 Lembaga yang paling ‘hidup’ diantara 45 lembaga se-Jatim,” ungkapnya.
Dari 5 lembaga yang direkomendasikan, Timnya akan memilih 3 lembaga untuk dilakukan pengecekan lapangan atau visitasi. “Sehingga akhirnya kita pilih 2 nominator terbaik yang akan kami panggil ke Surabaya untuk proses penjurian akhir,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua PWNU Jatim ini.
Ketua LESBUMI Jatim Nonot Sukrasmono menyatakan rasa syukurnya karena rapat berjalan sesuai rencana dan peserta menyambut antusias. “Para peserta menyatakan siap untuk mengikuti ajang PWNU Jatim Award 2022,” ungkapnya saat ditemui usai pertemuan.
Keikutsertaan LESBUMI kali kedua di ajang PWNU Jatim Award ini, Nonot mengingatkan agar seluruh pengurus lebih paham dan patuh akan aturan organisasi termasuk terkait administrasi. “Bicara LESBUMI kan banyak seniman dan budayawan, meski mereka seniman tapi sebagai bagian dari organisasi tetap harus mematuhi kelengkapan dan tertib administrasi yang dibebankan,” jelasnya.
Nonot mengaku, salah satu kendala yang dihadapi dalam melaksanakan PWNU Jatim Award 2022 kali ini adalah banyaknya pengurus LESBUMI PCNU yang baru dilantik. “Kekhawatiran terbesar kami adalah ketika pengurus lama tidak meninggalkan jejak yang baik secara administrasi. Akibatnya pengurus baru mau tidak mau harus membuat lagi administrasi dari awal,” kata seniman rupa sekaligus guru dan dosen ini.
Ditanya tentang jagoan, Nonot mengaku pihaknya hingga kini belum bisa menentukan. “Ini kan baru pertemuan perdana. Baru memberikan sosialisasi, jadi belum terlihat siapa jagoannya,” katanya berdiplomasi.