Legenda Nyi Blorong, Tempat Mencari Pesugihan

Aulanews.id – Dalam legenda Indonesia, Nyi Blorong digambarkan sebagai sosok berwujud setengah manusia dan setengah hewan. Dari bagian pinggang ke atas, ia berwujud wanita yang sangat cantik. Namun, bagian bawah badannya berwujud ular. Nyi Blorong adalah panglima perang terkuat Kanjeng Ratu Kidul, yang menguasai Pantai Selatan Jawa. Selain itu, ia diyakini bisa dijadikan sebagai tujuan meminta kekayaan alias pesugihan.

Legenda Nyi Blorong

Menurut kepercayaan masyarakat, Nyi Blorong adalah penguasa keraton pantai selatan yang memiliki kesaktian serta pengikut dari bangsa jin dan makhluk halus lainnya. Konon, ia juga mencari pengikut dari kalangan manusia yang disesatkan dalam tindak pesugihan untuk dijadikan sebagai budak-budaknya.

Penampilan Nyi Blorong disebutkan mengenakan kebaya berwarna hijau dengan rajutan emas. Adapun kain panjang dengan rajutan emas itu diyakini sebagai perwujudan sosok aslinya yang berupa ular raksasa. Nyi Blorong akan nampak sangat cantik dan paling sakti ketika bulan purnama tiba. Namun, saat bulan mengecil, ia kembali pada penampakan aslinya berupa ular raksasa. Ada yang meyakini bahwa Nyi Blorong adalah putri dari Ratu Anginangin, yaitu ratu seluruh makhluk halus di Pulau Jawa yang memiliki kerajaan di Laut Selatan. Ia dinikahkan dengan Jaka Linglung, putra Aji Saka, yang berhasil membunuh buaya putih penjelmaan Prabu Dewatacengkar dari Medang Kamulan.

Pesugihan Nyi Blorong

Masyarakat juga percaya bahwa Nyi Blorong dapat membantu mendatangkan kekayaan bagi orang yang tertarik bekerjasama dengannya. Konon, setiap Nyi Blorong datang, ia akan meninggalkan kepingan emas dari sisik-sisik di tubuhnya, di tempat orang yang meminta pesugihan. Namun, pesugihan Nyi Blorong membutuhkan tumbal arwah manusia yang meminta pertolongan padanya. Saat meninggal, arwah pengikutnya itu akan menjadi bagian keraton gaib di Laut Selatan Jawa. Di samping itu, Nyi Blorong juga meminta tumbal dalam jangka waktu tertentu, yang digunakan untuk meningkatkan kecantikannya.

Referensi: Sholikin, Muhammad. (2009). Kanjeng Ratu Kidul dalam perspektif Islam Jawa. Yogyakarta: Narasi.

dilansir dari kompas

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist