Aulanews.id – Bukan rahasia lagi bahwa virus corona akan terus bermutasi menjadi varian baru. Kini, virus penyebab Covid-19 telah bermutasi menjadi varian delta plus.
Menurut pakar penyakit menular Kristin Englund, varian Delta Plus atau varian AY.4.2 dapat memicu resistensi terhadap vaksin yang tersedia saat ini. Varian AY.4.2 ini memiliki tiga mutasi, dua di antaranya terletak di protein lonjakan.
Virus corona sekarang menggunakan protein lonjakan di permukaan luarnya untuk menginfeksi sel dengan menempel pada protein yang disebut reseptor ACE2 yang ditemukan di permukaan paru-paru dan sel lain.
Berdasarkan dari data Cleveland Clinic, varian Delta plus jauh lebih menular daripada virus Covid-19 yang pertama kali muncul didunia.
Varian ini bisa mengakibatkan penyakit yang lebih parah pada orang yang tidak divaksinasi dibandingkan dengan varian lain yang ada saat ini. Bahkan, varian delta plus dapat ditularkan oleh orang yang telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.
Orang yang terinfeksi varian delta plus ini bisa terdeteksi empat hari setelah terpapar. train asli dapat dideteksi sekitar enam hari. Infeksi delta juga dapat menular untuk jangka waktu yang lebih lama, yaitu terhitung sekitar 18 hari.
Bagaimana cara menjaga diri kita dari varian Delta Plus?
Semakin banyak orang yang divaksinasi, semakin sedikit mutasi yang terjadi dan semakin kecil muncul varian yang kebal vaksin. Jadi, cara terbaik untuk menjaga diri dari varian Delta plus saat ini adalah tetap melakukan vaksinasi.
Dan kita pun juga perlu tetap menjaga protokol kesehatan seperti rutin cuci tangan, menggunakan masker, dan melakukan physical distancing. Semua hal tersebut sangat efektif untuk menangkan varian Delta Plus.
Gejala Covid-19 bisa sulit dibedakan dari gejala flu. Oleh karena itu, kita harus tetap waspada ketika mengalami gejala flu.
Selain itu, saat kita lebih sering berada di dalam ruangan, risiko penularan Covid-19 pun juga meningkat, dilansir dari kompas.com.