Aulanews.id, Madinah – Keterlambatan penerbangan pesawat yang mengangkut jamaah haji memancing reaksi Kementerian Agama (Kemenag) hingga melayangkan komplain pada maskapai.
Dampak yang dikhawatirkan adalah kelelahan jamaah haji yang tiba di arab Saudi . Sebab, mereka harus menjalani beragam proses selama perjalanan lebih dari 10 jam. Tak sedikit yang kondisi fisiknya langsung menurun.
Selain itu, di sejumlah hotel tempat CJH menginap, banyak jamaah yang datang terlambat ke hotel.
Akibatnya, durasi masa tinggal mereka berkurang.
Sebab, sistem sewa hotel di Madinah berdasarkan jumlah hari tinggal. Berbeda dengan di Makkah. Di mana, sistem sewa hotel di sana menggunakan skema full season (selama musim haji).
Menanggapi hal itu, Kepala Petugas Penyelenggara IbadanHaji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah, Ali Machzumi, menyebut bahwa masalah keterlambatan penerbangan merupakan ranah maskapai.
“Yang jelas, dari kami sudah sudah mengikhtiarkan, mengusahakan seluruh jamaah haji Indonesia akan mendapatkan layanan sebagaimana yang sudah disepakati,” katanya.
Dia menyebut, secara umum, pelayanan yang diberikan kepada jamaah haji selama di Madinah sudah maksimal. Namun, untuk beberapa layanan, memang ada yang sedikit terganggu imbas telatnya kedatangan maskapai di Bandara Madinah.
Seperti masa menginap di hotel yang sudah disiapkan. Akibat kedatangan terlambat, otomatis jamaah akan tiba di hotel lebih lambat. Mereka juga harus keluar hotel untuk berangkat menuju Makkah sesuai dengan jadwal awal.
“Namun, semua masalah itu sudah kita carikan solusi. Untuk jamaah yang berada di Madinah tidak perlu khawatir. Kami akan memberikan layanan terbaik di semua sektor. Baik akomodasi, transportasi, maupun layanan kesehatan,” kata Ali.