Ratusan anak sempat tinggal di tempat penampungan asuhan Daschbach tersebut. Puluhan anak perempuan mengaku sebagai korban pelecehan, tetapi hanya sembilan yang terdaftar dalam kasus ini.
AP menyebut pihaknya berbicara dengan lima korban. Mereka mengingat pengalaman mengerikan itu dengan rinci, mengatakan Daschbach menyimpan daftar gadis di pintu kamarnya.
Setiap malam, salah satu dari gadis dalam daftar tersebut diminta duduk di atas pangkuannya, dikelilingi lingkaran anak-anak dan staf yang berdoa serta menyanyikan lagu sebelum tidur.
Para korban mengatakan jika gadis yang diminta duduk di atas pangkuan Daschbach bakal tidur dengan pria tua itu malam tersebut.
Pada malam itu, gadis tersebut akan mengalami berbagai pelecehan seksual, mulai dari oral seks dan pemerkosaan.
Bahkan, disebutkan para korban, kadang melibatkan anak-anak lainnya pula. Para korban ini tidak menyebutkan identitas mereka karena takut mendapatkan balasan dari pihak pendukung Daschbach.
Miguel Feria ,Kuasa hukum pelaku, mengaku kecewa dengan keputusan pengadilan dan berencana banding dengan putusan tiga hakim itu.
“Bukti yang diberikan oleh kepala panti asuhan dan mantan siswa yang tinggal di panti asuhan diabaikan oleh pengadilan,” kata Feria kepada media.
Fedia menuding sejumlah penuduh mengubah pernyataan mereka setelah dibawa ke Dili. Para penuduh yang merupakan korban ini sebelumnya membuat pernyataan kepada pihak berwajib di Oecusse, namun pengadilan hanya mempertimbangkan pernyataan baru.
Saat Pengadilan menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara kepada Daschbach, para pendukungnya menangis dan berteriak. Mereka termasuk beberapa anak yang dibawa oleh Gusmao dari Dili.