Aulanews.id – Suhriyeh (60), seorang wanita yang sehari hari bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Pabean Surabaya ini, masih tidak menyangka tahun ini ia berkesempatan menunaikan rukun Islam ke-5, berhaji ke Baitullah. “Pendapatan saya perhari sekitar 30-40 ribu. Itupun kalau ramai,” tuturnya.
Dari pendapatannya itu tiap hari ia menyisihkan sekitar 10 ribu sebagai tabungan haji. “Kalau sepi ya paling saya hanya bisa menyisihkan dua ribu rupiah,” tuturnya. Sedikit demi sedikit dia berusaha rutin menyisihkan uangnya.
“Kalau dari nominal uangnya, sedikit pendapatan saya tetapi Alhamdulillah, barokah. Saya bisa naik haji,” terang wanita asli Sampang, Madura ini. Setelah menabung sekian lama, pada 2011 Suhriyeh bisa mendaftar haji.
“Saya sendiri yang mendaftar haji karena saya belum berkeluarga,” jelasnya. Dari keluarga besarnya pun, Suhriyeh adalah satu-satunya yang mendapat kesempatan berhaji. “Kedua orang tua maupun kakak adik saya belum berhaji.”
Suhriyeh menuturkan kuli panggul adalah satu-satunya pekerjaan yang ia lakoni. Dia tidak mempunyai pekerjaan lain. “Pernah mencoba nyambi jualan, tapi saya tidak bakat eh malah merugi,” terangnya. Profesi ini telah dia tekuni selama sekitar 40 tahun.
Memang pekerjaannya tidaklah ringan, memanggul barang dengan berat kisaran 50 kilogram dengan jam kerja sekitar pukul 20.00 hingga pukul 04.00 subuh “Dulu waktu masih muda malah kuat bisa 60 kilo,” ingatnya. Barang-barang yang ia panggul antara lain bawang, empon-empon, lombok, dan sejenisnya. “Gimana lagi bisanya cuma ini,” ujarnya.
Di tanah suci nanti, Suhriyeh ingin memohonkan doa supaya selamat di dunia maupun akhirat.
“Semoga semua kesalahan saya baik dosa kecil maupun dosa besar diampuni Allah SWT,” harapnya.
Dia juga akan mendoakan keluarganya semoga diberi kesempatan untuk berhaji ke Baitullah. (GEM)