Disinilah pasukan Shi-bi yang memimpin pasukan inti mongol menjadi bulan-bulanan pasukan Majapahit. Sedikitnya 3.000 pasukannya tewas, sedangkan pasukan yang dipimpin oleh kedua jendral lainnya korbannya jauh lebih banyak lagi.
Senjata jarak jauh Mongol berupa meriam tak berfungsi, karena serangan pasukan Majapahit dirancang dengan strategi bertempur jarak dekat, dan dudukung hutan belantara yang sama sekali tidak dikuasai oleh tentara Mongol.
Efek kejut dari serangan Majapahit, berhasil mengurangi jumlahpasukan Mongol sedikit demi sedikit.
Hasilnya, pasukannya Majapahit berhasil membunuh banyak prajurit Mongol, dan mendesaknya berlari kembali menuju ke kapal-kapalnya.
Kapal-kapal tersebut awalnya, dipergunakan untuk mengangkut oleh pasukan partama, yang sebelumnya dipersiapkan saat menyerang Daha.
Sedangkan pasukan kedua dan ketiga Mongol balik kucing, mengikuti jalur darat antara Daha-Majapahit- Kalimas. Mengapa menuju arah balik ke kerajaan Majapahit, bukan kearah lain ? Karena titik kumpul melawan Kerajaan Kediri adalah di Majapahit, ditambah 100 kapal pasukan Mongol masih tertambat di Kalimas.
Kalimas juga dijadikan benteng awal tentara Mongol saat masuk menyerang Kediri. Selain itu, tentara mongol hanya mengetahui jalur Daha-Majapahit-Kalimas seperti petunjuk rute dari R.Wijaya.
Pasukan pimpinan Gao Xing dan Ike Mese yang memimpin pasukan kedua dan ketiga Sudah ditunggu oleh gerilyawan darat Majapahit.
Pada serangan gerilya darat tersebut, R. Wijaya tidak langsung menyerang secara terbuka pasukan mongol tersebut. Namun, justru mengurangi jumlah mereka sedikit demi sedikit. Selama pelarian, tentara Mongol kehilangan semua rampasan yang ditangkap sebelumnya.
Pertempuran Kedua : Pertempuran Terbuka di Kalimas dan Pantai Tuban
Walaupun banyak yang selamat sampai di Muara Canggu, namun tidak sedikit tentara tar-tar yang tewas akibat serangan gerilya darat.