Kuda Troyanya Majapahit

R. Wijaya juga sepakat dengan siasat Mongol yang hanya membolehkan pasukan Majapahit yang dipimpinnya menyerang dari sisi timur istana seperti rencana awal Mongol.

Pasukan Pertama dipimpin Jendral Shi-bi lewat jalur sungai, pasukan kedua dipimpin Jendral Ike Mese dibantu Oleh Lembu Sora, Ranggalawe dan Nambi. Mereka menyerang Kediri dari arah Timur.

Keempatnya ditugasi untuk menyerang Benteng Timur Kediri yang dipimpin oleh dipimpin Patih Kebo Mundarang yang didampingi oleh Senopati terbaiknya yaitu Mahisa Rubuh dan Panglet.

Sedangkan pasukan ketiga dipimpin Jendral Gao Xing dan R. Wijaya menyerang dari arah barat.

Tercatat sebanyak tiga gelombang besar serangan pasukan Mongol ke kota Daha dari pagi hingga sore hari. Benteng utama Intana Kediri dihajar oleh meriam Mongol.

Sore harinya tentara Mongol berhasil berhasil mendesak pasukan Kediri. Hingga benteng pertahanan utamanya runtuh.

Cerita belum berakhir, setelah ketiga sisi benteng Kerajaan Kediri runtuh, dan benteng utamanya juga mengalami nasib serupa. Sedikitnya 5.000 prajurit kediri tewas dalam pertempuran tersebut, lainnya tunggang langgang kearah sungai. Namun sudah dihadang oleh pasukan yang dipimpin oleh Shi-bi.

Pada saat pertahanan Kediri mulai terdesak, Jendral Mongol mulai menjalankan siasat awalnya yaitu, hanya memperbolehkan pasukan darat Majapahit menyerang dari sisi timur istana Daha, sedangkan Pintu Utama adalah jatah dari Pasukan Mongol.

E-Harian AULA

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist