Tidak Tanggung-tanggung armada Mongol mengirim 1.000 armada kapal laut untuk mengangkut 30.000 pasukan tempur, sebagaimana dicatat dalam literatur sejarah Yuan. Literatur Kidung Panji Wijayakrama mengatakan bahwa, tentara tar-tar juga sempat melakukan penjarahan di Tuban, sehingga penduduknya mengungsi secara kolosal.
Kehadiran armada Mongol sudah ditunggu oleh R. Wijaya, alih-alih mau langsung dipukul mundur, justru disinilah taktik perang sudah mulai dijalankan.
R. Wijaya mengetahui betul, kalau armada Mongol tidak mengerti topografi medan di Jawa. Mongol bahkan tidak mengetahui bahwa, Kerajaan Singasari sudah runtuh akibat serangan Kerajaan Gelang-Gelang pimpinan Raja Jaya Katwang. Sehingga lokus serangan tentara tar-tar harus bergeser. Yang awalnya akan menyerang Singosari di wilayah Tumapel harus berubah di Kediri.
Ibarat pucuk dicinta ulampun tiba. Ditengah ketidak tahuan armada perang Mongol atas peta politik dan peta wilayah Jawa, justru persoalan itu didapatkan secara gratis dari R. Wijaya, karena tak perlu keluar modal menyuap. Bahkan, tak perlu susah-susah mencari pasukan lokal yang membelot kepada kerajaan Kediri.
Perjumpaan R. Wijaya dan tiga Panglima perang Mongol yaitu Shi-bi, Gao Xing dan Ike Mese, tak ubahnya seperti paket lengkap dan murah.
Lantas apa yang ditawarkan oleh R. Wijaya kepada ketiga panglima itu?
Pertama, Tentara tar-tar diberikan komplit, yaitu peta daerah Kalang (Kerajaan Gelang-Gelang aliasKediri). Peta ini menjadi sangat membantu upaya invasinya yang bergeser dari Tumapel ke Kediri. Mengingat jarak tempuhnya yang memakan waktu hingga 4 hari. Ibarat jalan ditengah belantara dan susur sungai tanpa memegang peta wilayah, akan berakibat bencana. Apalagi, tiga Jendral Mongol yang dipimpin oleh Shi-bi, Gao Xing dan Ike Mese tidak tahu rincian topografi Jawa.
Kedua, informasi tersebut bertalian dengan peta politik yang sudah berubah sama sekali. Artinya kekuatan armada perang Jawa saat diampu oleh Singasari, sungguh jauh berbeda dengan Kerajaaan Kediri. Karena senyatanya Kerajaan Kediri berhasil menggulingkan Kerajaan Singasari.
Ketiga, R. Wijaya memberikan rute darat dan Sungai dari Tumapel ke Kediri kepada Mongol. Karena saat itu serangan armada Mongol diarahkan ke Kerajaan Gelang-Gelang bukan lagi ke Singasari. Sehingga strategi persiapan dan pertempuran, harus dirumuskan ulang oleh ketiga Jendral tar-tar tersebut.
Paket komplit ini masih ditambah dengan kesediaan kawasan Majapahit untuk dijadikan pos transit sebelum seluruh pasukan gabungan (Mongol dan Majapahit) menyerang Kediri.
Hadiah kepada pasukan Mongol masih ditambah lagi.