Aulanews.id – Korea Utara mengisyaratkan akan melanjutkan pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik jarak jauhnya lagi.
Pejabat tinggi Korea Utara menuturkan persiapan itu dilakukan menyusul persiapan “konfrontasi jangka panjang” dengan Amerika Serikat setelah sanksi baru yang dijatuhkan Washington terhadap Pyongyang buntut tiga kali uji coba rudal tiga pekan terakhir.
Menurut laporan media pemerintah Korut KCNA, dalam rapat Komite Sentral Partai Buruh Korea Utara, Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un menginstruksikan agar sektor “terkait” dapat memulai kembali semua kegiatan yang telah ditangguhkan sementara.
Pernyataan itu kemungkinan merujuk pada senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara yang selama ini ditangguhkan akibat perjanjian dengan AS pada 2018 lalu.
Dalam rapat itu, seluruh anggota Politbiro setuju Pyongyang harus mengambil tindakan untuk merespons Amerika Serikat.
Dalam rapat itu, disajikan pula laporan yang menjabarkan kondisi di semenanjung Korea dan membahas rencana tindakan balasan terhadap AS di masa depan.
Desember lalu, Kim memang menegaskan komitmennya untuk memperkuat basis militer dan menolak tawaran pembicaraan denuklirisasi dengan Washington.
Pyongyang telah melakukan serangkaian peluncuran rudal termasuk rudal hipersonik. Belum genap sebulan 2022 saja, Korut dilaporkan telah melakukan uji coba empat kali.
Imbas uji coba tersebut, Washington mengganjar Pyongyang dengan sanksi baru. Sementara itu, Korea Utara membela diri dengan menegaskan tindakan mereka merupakan haknya yang sah.
Pada 2018 lalu, Kim mengumumkan penangguhan uji coba nuklir dan rudal balistik antar-benua (ICBM) pada 2018.