Korsel Uji Teknologi AI Deteksi Wajah Untuk Memantau Penyebaran Covid-19

“Terkadang dibutuhkan waktu berjam-jam untuk menganalisis satu rekaman CCTV. Menggunakan teknologi pengenalan visual akan memungkinkan analisis itu dalam sekejap,” katanya lewat Twitter.

Sistem ini juga dirancang untuk mengatasi sikap masyarakat yang kadang tak jujur saat dimintai keterangan tentang aktivitas dan keberadaan mereka.
Kementerian bidang sains dan ICT Korsel mengatakan saat ini pihaknya tidak memiliki rencana memperluas proyek tersebut ke tingkat nasional.
Pihaknya mengatakan tujuan dari sistem ini adalah untuk mendigitalkan beberapa pekerjaan manual yang harus dilakukan oleh saat ini.
Sistem Bucheon dapat secara bersamaan melacak hingga sepuluh orang dalam lima hingga sepuluh menit. Hal itu dapat memotong waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan manual sekitar setengah jam hingga satu jam untuk melacak satu orang.

Rencana percontohan memanggil tim yang terdiri dari sekitar sepuluh staf di satu pusat kesehatan masyarakat, untuk menggunakan sistem pengenalan bertenaga AI.
Pejabat Bucheon mengklaim tidak ada masalah pelanggaran privasi dari teknologi itu karena sistem menempatkan mosaik di wajah siapa pun yang bukan subjek.
“Tidak ada masalah privasi di sini karena sistem melacak pasien yang dikonfirmasi berdasarkan Undang-Undang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular,” kata pejabat itu kepada Reuters.
“Pelacak kontak tetap berpegang pada aturan itu sehingga tidak ada risiko tumpahan data atau pelanggaran privasi,” sambungnya.

Aturan mengatakan pasien harus memberikan persetujuan untuk pelacakan pengenalan wajah yang akan digunakan, tetapi jika mereka tidak setuju, sistem masih dapat melacak mereka menggunakan siluet dan pakaian mereka.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan penggunaan teknologi itu disebut sah selama digunakan dalam bidang hukum pengendalian dan pencegahan penyakit.

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist