Aulanews.id, Maroko – Korban Gempa dahsyat di Maroko terus bertambah. Berdasarkan update berita yang dirilis oleh pemerintah setempat, Minggu (10/9/2023), korban jiwa tembus 2122 orang dan 2400 lainnya luka-luka.
Mengutip laporan AFP, Senin (11/9/2023), kebanyakan tim penyelamat menggunakan tangan kosong—meski sebagian telah menggunakan alat berat—karena mereka berpacu dengan waktu untuk menemukan korban selamat yang tertimbun puing-puing bangunan.
Tim penyelamat asing pertama juga telah datang untuk membantu para korban.
Gempa mangnitudo 6,8 pada Jumat malam pekan lalu terjadi 72 kilometer (45 mil) barat daya pusat wisata Marrakesh, menyapu bersih seluruh desa di perbukitan pegunungan Atlas.
Pada hari Minggu, gempa susulan magnitudo 4,5 mengejutkan para warga yang sudah mengalami trauma di wilayah yang sama.
Desa pegunungan Tafeghaghte, 60 kilometer dari Marrakesh, hampir seluruhnya hancur. Hanya sedikit bangunan yang masih berdiri. Di tengah puing-puing, tim penyelamat sipil dan anggota angkatan bersenjata Maroko mencari korban selamat dan jenazah.
Menurut laporan AFP, tim penyelamat menemukan satu jenazah dari reruntuhan sebuah rumah. Empat lainnya masih terkubur di sana.
Di desa Amizmiz, dekat Tafeghaghte, sebuah backhoe menyeret puing-puing terberat sebelum tim penyelamat menggali puing-puing berdebu dengan tangan kosong untuk mengeluarkan sesosok tubuh yang tampaknya berada di bawah selimut.
Jam-jam Krusial untuk selamatkan korban kedua desa tersebut terletak di provinsi Al-Haouz, lokasi pusat gempa, yang paling banyak menderita kematian, yaitu 1.351 jiwa.
Menurut siran televisi setempat, lebih dari 18.000 keluarga terkena dampak gempa di Al-Haouz.
Para warga pada hari Minggu bergegas ke rumah sakit di Marrakesh untuk menyumbangkan darah guna membantu para korban luka.
Kementerian Pertahanan Spanyol mengatakan sebuah pesawat angkut A400 lepas landas dari Zaragoza dengan 56 penyelamat dan empat anjing pencari menuju Marrakesh untuk membantu pencarian dan penyelamatan korban selamat.
“Kami akan mengirimkan apa pun yang diperlukan karena semua orang tahu bahwa jam-jam pertama ini adalah kuncinya, terutama jika ada orang yang terkubur di bawah reruntuhan,” kata Menteri Pertahanan Margarita Robles.
Banyak penduduk di kawasan wisata Marrakesh yang biasanya ramai menghabiskan malam kedua dengan tidur di jalanan, meringkuk di bawah selimut dan di antara tas berisi barang-barang mereka. Salah satu dari mereka, Fatema Satir, mengatakan banyak yang tetap berada di luar karena takut rumahnya runtuh.