Makanan ultraproses yang ditinjau dalam studi termasuk minuman ringan, makanan ringan manis atau gurih, permen, roti kemasan, dan margarin. Begitu juga produk daging emulsi, makanan beku, dan makanan siap saji.
Peserta dengan tingkat konsumsi makanan ultraproses tertinggi (25 persen asupan) memiliki kemungkinan 14 persen lebih besar mengalami tekanan psikologis di kemudian hari. Itu jika dibandingkan dengan peserta dengan asupan makanan ultraproses rendah. “Namun, hubungan ini terbukti hanya di antara peserta dengan konsumsi makanan ultraproses yang sangat tinggi, yaitu mereka yang berada di kuartil tertinggi,” ungkap Lane.
Penelitian prospektif lebih lanjut (dengan data yang relevan di semua titik waktu), mekanistik, dan intervensi diperlukan untuk mengidentifikasi dengan lebih baik atribut berbahaya dari makanan ultraproses. Para peneliti berharap, studi mereka bisa mengarah pada strategi terkait nutrisi dan kesehatan masyarakat, terutama kaitannya dengan menjaga kesehatan mental. (Mg 05)