Kebiasaan mengonsumsi 100 gram daging unggas sehari dikaitkan dengan risiko 8% lebih tinggi, tetapi ketika analisis lebih lanjut dilakukan untuk menguji temuan tersebut dalam skenario berbeda, kaitan dengan konsumsi unggas menjadi lebih lemah, sedangkan kaitan dengan diabetes tipe 2 untuk daging olahan dan daging merah yang tidak diolah tetap ada.
Profesor Nita Forouhi dari Unit Epidemiologi Medical Research Council (MRC) di University of Cambridge, dan penulis senior makalah tersebut, mengatakan, “Penelitian kami memberikan bukti paling lengkap hingga saat ini tentang hubungan antara mengonsumsi daging olahan dan daging merah yang tidak diolah dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi di masa mendatang. Penelitian ini mendukung rekomendasi untuk membatasi konsumsi daging olahan dan daging merah yang tidak diolah guna mengurangi kasus diabetes tipe 2 di masyarakat. dilansir dari medicalxpress.com pada hari Rabu (21/8/2024).
InterConnect menggunakan pendekatan yang memungkinkan peneliti menganalisis data partisipan individual dari beragam penelitian, dan tidak terbatas pada hasil yang dipublikasikan.
Hal ini memungkinkan penulis untuk memasukkan sebanyak 31 penelitian dalam analisis ini, 18 di antaranya belum pernah menerbitkan temuan tentang hubungan antara konsumsi daging dan diabetes tipe 2. Dengan memasukkan data penelitian yang sebelumnya tidak dipublikasikan ini, penulis memperluas basis bukti secara signifikan dan mengurangi potensi bias dari pengecualian penelitian yang ada.