Koalisi Besar Satu Komando Hadapi Koalisi Perubahan

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menyebut peluang koalisi besar makin terlihat setelah pertemuan lima ketua umum partai pendukung pemerintah dengan Presiden Jokowi. Menurut dia, wacana koalisi besar direspons positif oleh mantan wali kota Solo tersebut. “Tetapi, kalau koalisi besar ini terbentuk, tentu ada plus-minusnya,” kata dia.

Jamiluddin mengatakan, kelebihan jika koalisi besar terwujud adalah pasangan capres yang diusung berpeluang hanya dua, apalagi jika PDIP bergabung di dalamnya. Jika hal itu terwujud maka Pilpres 2024 cukup satu putaran. “Pilpres satu putaran dapat menghemat anggaran. Hal ini pas di tengah APBN yang relatif berat,” ujarnya.

Namun, kekurangannya, Jamiluddin menyebutkan, dengan hanya sedikit pasangan calon presiden, rakyat tidak memiliki banyak pilihan. Padahal, idealnya, demokrasi diharapkan memberi lebih banyak pilihan, apalagi masyarakat Indonesia begitu heterogen.

Baca Juga:  Harapan Bu Nyai Jatim untuk Gus Muhaimin

Selain itu, mantan dekan Fikom IISIP Jakarta itu menilai, sedikit calon akan membuat potensi keterbelahan makin menguat di tengah masyarakat. Padahal, keterbelahan akibat Pilpres 2019 masih terjadi. “Antara kampret dan cebong masih kental di masyarakat yang membuat masyarakat terbelah secara dikotomis,” ujarnya.(Vin)

Berita Terkait

Disabilitas PRBIJ berikan Hasil lukisan tangan Eri Cahyadi Bukti Lanjutkan Dukungan calon Walikota Surabaya 2024 – 2029

Ilmuwan Politik Menyampaikan Kekerasan Pasca Pemilu Mungkin Terjadi di AS

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top