Aulanews Nasional Kisah Siti Hajar dan Kesembuhan Hanna Asal Sulawesi Selatan

Kisah Siti Hajar dan Kesembuhan Hanna Asal Sulawesi Selatan

Indo Hanna, jemaah asal Bone, Sulawesi Selatan bersama petugas di Hotel
Indo Hanna, jemaah asal Bone, Sulawesi Selatan bersama petugas di Hotel

Aulanews.id – Ibadah haji dan umrah sangat menarik bagi seorang muslim, apalagi bagi yang memiliki istitha’ah untuk berangkat ke tanah suci. Banyak hikmah yang dapat diambil dari perjalanan ibadah haji dan umrah. Selain menyempurnakan spiritualitas, seorang muslim dapat memaknai setiap ibadah yang ditunaikan saat di tanah haram. Terlebih saat menjalankan rukun-rukun haji dan umrah, salah satunya adalah sa’i yang merupakan rukun ketiga setelah ihram dan thawaf.

Sa’i memiliki karakteristik khusus dalam aktivitasnya, sebagaimana kekhasan rukun-rukun haji dan umrah yang lain.

Menurut bahasa, sa’i memiliki arti usaha. Sedangkan rukun sa’i yang kita kenal adalah berjalan cepat bolak-balik sebanyak 7 kali antara bukit Shafa dan Marwa, dimulai dari bukit Shafa dan terakhir di bukit Marwa. Jarak antara bukit Shafa dan Marwa adalah sejauh sekira 400 meter, jadi total jarak yang ditempuh kurang lebih 3 kilometer jika bolak-balik sebanyak 7 kali.

Baca Juga:  Pemerintah Klaim Habiskan Anggaran Rp2.778 Triliun untuk Bangun Tol dan Bandara

Tentunya, jamaah haji dan umrah harus mempersiapkan kesehatan jasmani sebelum menjalani rukun ini. Di sinilah problema muncul bagi jemaah lansia dan risti (risiko tinggi). Ritualitas mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali (thawaf) di tengah ratusan bahkan jutaan umat muslim yang dilakukan sebelum Sa’i, tentunya menjadikan kesiapan fisik harus optimal. Berawal dari titik inilah, kesempatan “berjihad” di area pengabdian bagi pendamping maupun panitia penyelenggara haji terbuka lebar.

Sejatinya, perjuangan ummat muslim berkaitan dengan salah satu rukun haji (Sa’i), tidaklah seberapa dibanding perjuangan Siti Hajar dan Ismail kecil di lembah yang tandus nyaris tidak ada kehidupan di Makkah saat itu.

Selama berhari-hari ia berusaha untuk bertahan hidup dengan perbekalan yang ia bawa. Hingga suatu hari perbekalannya sudah habis, Ismail kecil juga terus menangis karena kehausan. Lalu, Siti Hajar kesana kemari mencari sumber air di antara dua bukit yaitu bukit Shafa dan bukit Marwa.

Baca Juga:  Pemerintah Sematkan Filosofi Nama "WHOOS" Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Siti Hajar berlari-lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwa tanpa mengetahui di mana letak sumber air, hanya fatamorgana yang ia lihat. Ia bolak-balik sebanyak 7 kali, sembari terus berdoa kepada Allah, yakin Allah akan datangkan pertolongan kepadanya.

Tidak disangka, Siti Hajar telah berjalan bolak-balik Shafa dan Marwa, tapi Allah justru menghadirkan sumber mata air di bawah kaki kecil Ismail yang menendang-nendang, Sumber air tersebut sangat melimpah, bahkan sampai hari ini masih bisa kita temui yang dikenal dengan Air Zam-zam. Sungguh luar biasa, jika Allah telah menghendaki apapun bisa terjadi.

Berita Terkait

Pertemuan Hangat Presiden Prabowo dan PM Ibrahim di Rumah Tangsi Malaysia

Menhan Terima Kunjungan Kehormatan Kepala Staf Gabungan Komisi Militer Pusat Republik Rakyat Tiongkok

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top