Aulanews.id – KH Miftachul Akhyar, Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat (MUI), mengingatkan pentingnya menyebarkan Islam Washatiyah (moderat), terutama di media sosial (medsos). Karena jika tidak ada moderasi, ruang media sosial akan dibanjiri konten yang mengandung kebohongan atau hoaks, kebencian dan hasutan.
“Kebathilan yang teroganisir akan mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir,” katanya saat menyampaikan sambutan dalam acara ‘Workhsop Konten Kreatif yang diadakan MUI di salah satu hotel Surabaya, Kamis (18/11/2021).
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan bahwa output dari Washatiyatul Islam adalah menginspirasi umat Islam untuk menjadi pemenang dan pemain tangguh dalam kehidupan mereka.
Menurut Kiai Miftah, Washatiyatul Islam atau Islam jalan tengah menjadi penting dalam merespons perkembangan gerakan Islam yang mengarah kepada ekstrimisme. Selain ekstrem kiri cenderung sekuler dan liberal, ada juga ekstrem kanan yang mengarah pada radikalisme.
“Apabila moderasi Islam ini diterapkan, maka yang muncul adalah dakwah yang mendidik bukan menghardik, dakwah yang merangkul bukan memukul, dakwah yang membina bukan menghina dan lain sebagainya,” ujarnya.
Kiai Miftah mengingatkan, saat ini media sosial telah mengubah hidup manusia. Menurutnya, medsos memiliki pengaruh besar, sebab bisa menjadi kekuatan ma’ruf maupun yang munkar.
“Maka dari itu diharapkan melalui workshop ini dapat menambah kesempurnaan syiar agama Islam khususnya di media sosial yang mengedepankan akhlakul karimah,” ungkapnya.
Tidak kalah penting, lanjut Kiai Miftah, pada tahun 2030-2035 Indonesia akan mengalami bonus demografi. Di mana penduduknya akan didominasi usia produktif 15 sampai 60 tahun yang jumlahnya mencapai 80 persen.