Kiai Marzuki Ajak Majukan Pesantren

 

Pengasuh Pesantren Sabiilul Rosyad, Gasek, Malang, Jawa Timur ini menambahkan, peringatan malam puncak hari santri ini digelar untuk menunjukkan bahwa pesantren itu ramah anak. “Pesantren itu tempat untuk menuntut ilmu yang ramah anak. Kalau ada yg tidak ramah anak, saya jamin itu pesantren abal-abal. Bukan bongsone Pesantren Ploso, Lirboyo. Tebu Ireng, Tambak Beras, Sidogiri, Mambaul Maarif Denanyar. Mari percayakan pendidikan anak kita di Pesantren NU,” tegas Kiai Marzuki.

 

Dengan menuntut ilmu di Pesantren NU, maka akan diperoleh pendidikan Islam, Akidah, Tata Cara Ibadah, Muamalah, Akhlaq, menata hati yang benar, wawasan bermasyakat, berbangsa bernegara yang benar, dan adab ke orang tua yang benar. “Percayakan hanya ke pesantren di kalangan NU. Sebab bila tidak sama saja dengan menyerahkan sesuatu kepada bukan ahlinya, Yang akhirnya hanya akan membawa kerusakan,” terangnya.

 

Kiai Marzuki juga mangaka nahdliyin memajukan pesantren. Ibaratnya bila ada orang luar pesantren berakhlak mulia, maka yang di dalam pesantren harus lebih berakhlaq mulia. Bila orang luar pesantren menerapkan adab dan tawadhu’, maka yang di dalam pesantren harus lebih adab dan tawadhu’. Bila mereka membangun peradapan maka kita harus lebih giat membangun peradaban. “Bila mereka mengukir prestasi maka kita jangan kalah harus berprestasi juga. Yang jelas kalau urusan Nahfu Sharaf atau  membaca kitab kuning kita menang,” tutur Kiai Marzuki.

Ia juga menyampaikan, para masyayikh memiliki komitmen yang baik terhadap Negara. “Komitmen para masyayikh, para ulama kepada keutuhan Negara, keamanan Negara, kedaulatan Negara, tidak diragukan lagi,” ujarnya.

Jakarta – Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin, menggelar sesi brainstorming bersama jajaran Eselon I Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada Jumat......

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist