Turut hadir dalam Dialog Lintas Agama itu para pemuka agama di Slovakia, yakni Presiden Konferensi Uskup Slovakia (President of Slovakia Bishop Conference) Mons Bernard Bober dan Apostolic Nuncio, Nicola Girasoli.
Menurut Kiai Ma’ruf, moderasi beragama menjadi cara pandang yang tepat untuk diterapkan dalam kehidupan beragama untuk membangun kemaslahatan di dalam masyarakat, tanpa mengesampingkan ajaran-ajaran agama.
“Moderasi beragama menjadi pilihan cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, tanpa bersifat reduktif dan abai terhadap ajaran agama,” tutur Kiai Ma’ruf.
Kiai Ma’ruf juga mendorong pentingnya penerapan moderasi beragama yang beradaptasi dengan kearifan lokal dan keberagaman.
“Moderasi mesti dicerminkan dalam perilaku beragama yang akomodatif terhadap kearifan lokal, dan konteks keberagaman yang majemuk, serta perkembangan zaman yang dinamis dan berubah sangat cepat,” kata Kiai Ma’ruf.
Menurut Kiai Ma’ruf, moderasi beragama juga menjadi kunci untuk merekatkan semangat beragama dengan komitmen dalam berbangsa.
Selain itu, kata Kiai Ma’ruf, moderasi beragama juga penting untuk perwujudan inklusivitas dan penerapannya dalam kehidupan antar umat beragama.
“Pentingnya ekspresi keagamaan inklusif dan moderat, misalnya melalui dialog antar agama dan antar budaya bagi toleransi antar pemeluk agama, menghormati kebebasan beragama, serta meneguhkan etika sosial dan nilai universal dalam pencegahan potensi konflik lintas agama,” pungkas Kiai Ma’ruf.