Ia pun kembali aktif di kegiatan sosial kemasyaralatan, salah satunya di Muslimat NU yang ia pimpin dari 2000-2005. Pada 2013, Khofifah kembali berpolitik dengan mencalonkan diri di Pilgub Jawa Timur, namun harus menerima kekalahan.
Pada Pilpres 2014, ia ditunjuk menjadi salah satu juru bicara pasangan Jokowi-JK. Dan ketika pasangan itu menang Pilpres, Khofifah ditunjuk menjadi Menteri Sosial.
Namun pada 2018 ia mengundurkan diri karena ingin kembali bertarung di Pilgub Jawa Timur dan akhirnya menang.
Rekam jejak Yenny Wahid
Yenny Wahid merupakan putri ke-2 Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur. Pemilik nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh itu lahir di Jombang, 29 Oktober 1974. Sebelum terjun ke politik, Yenny pernah menekuni profesi sebagai jurnalis pada 1997-1999. Sosoknya juga pernah ditugaskan ke Timor-Timur hingga Australia.
Ketika Gus Dus mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pasca reformasi, Yenny Wahid turut bergabung di sana dan meninggalkan profesi wartawannya. Ia sempat menjadi Sekretaris Jenderal PKB periode 2005-2010, namun akhirnya dipecat pada 2008 oleh Muhaimin Iskandar yang menjabat sebagai Ketum PKB.
Setelah itu, ia mendirikan partai politik dengan nama Partai Kedaulatan Bangsa (PKB) dan menjadi ketua umumnya. Pada 2012, partainya melebur dengan Partai Indonesia Baru (PIB) pimpinan Kartini Sjahrir dan menjadi Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB), Yenny kembali duduk di jabatan ketua Umum.
Karier politiknya melaju namun tak melesat. Pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ia pernah dipercaya untuk menjadi Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik. Selain itu, Yenny juga aktif di lembaga Wahid Instute yang peduli dengan isu-isu seputar kebangsaaan dan toleransi.(Mg01)