‘Kewajiban moral’ pekerja LSM Haiti untuk tetap melanjutkan hidup meskipun dua anak diculik

Dampak pekerjaan kami terhadap kehidupan masyarakat paling rentan di komunitas kami tidak dapat diabaikan.

Terlepas dari situasi di lapangan, teror geng dan terbatasnya akses bagi bantuan kemanusiaan, distribusi makanan hangat dan bantuan tunai sangat penting untuk menyelamatkan nyawa.

Situasi yang saya alami membuat saya semakin bertekad untuk membantu orang-orang yang paling miskin. Bahkan, terkadang saya membawa bayi saya ke tempat kerja karena saya tidak pernah berpikir bahwa menyusui akan menghentikan saya dalam memberikan dukungan kepada orang-orang yang berada dalam kesulitan. Saya tidak pernah ingin mengganggu atau menghentikan pekerjaan organisasi kami.

Hal positif di tengah kekacauanSituasi di Haiti sangat kacau dan destruktif. Namun yang mengejutkan, saya menemukan beberapa hal positif.

Seorang siswi di Port-au-Prince mengacungkan papan dalam bahasa Prancis yang bertuliskan 'perdamaian'.

© UNICEF/Ralph Tedy Erol

Baca Juga:  Guterres mengutuk serangan Iran terhadap Israel dan menyerukan segera diakhirinya permusuhan

Seorang siswi di Port-au-Prince mengacungkan papan dalam bahasa Prancis yang bertuliskan ‘perdamaian’.

Saya telah bertemu banyak wanita kuat dan mengesankan yang telah memberi saya pemahaman lebih baik tentang apa yang bisa kita lakukan untuk membawa perubahan. Saya telah belajar banyak dari mereka. Seluruh dunia bisa belajar dari mereka.

Apapun situasinya, saya tetap termotivasi untuk berada di garis depan dan terus memutus siklus kemiskinan dengan memberikan bantuan penting kepada kelompok paling rentan di komunitas yang terpinggirkan.”

Pembunuhan Eygi menggemakan kasus jurnalis Amerika-Palestina Shireen Abu Akleh, yang dibunuh dengan cara serupa pada tahun 2022. Baca Juga:  Sambut Kloter Terakhir di Jeddah, Konjen RI Ingatkan Jemaah Haji Jaga...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist