Aulanews.id, Semarang – Ketua Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr M Zulfikar As’ad berharap Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) memiliki rumah sakit dan klinik.
Hal ini dikarenakan masalah kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat Indonesia dari berbagai lapisan tanpa memandang suku, agama, strata sosial dan lain sebagainya.
“Ke depannya, PCNU atau PWNU setidaknya memiliki fasilitas kesehatan. Saat ini kita sudah menyiapkan buku panduan untuk PCNU dan PWNU yang mau mendirikan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit maupun klinik,” jelasnya saat acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LK PBNU di UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (11/8/2023).
Dorongan tersebut, kata dr Zulfikar, merupakan amanat pendiri NU yang tercatat di Qanun Asasi. Dikarenakan, NU adalah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, yang mana sebagai pengurus NU tidak hanya berpikir dan bicara masalah hilal saat Ramadhan dan Idul Fitri tetapi juga berpikir masalah kesehatan.
“Di Qanun Asasi Nahdlatul Ulama disebutkan bahwa NU memiliki tanggung jawab untuk kesehatan jiwa raga bangsa Indonesia. Sesuai program ketua PBNU, membuat bagaimana NU hadir tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia,” imbuhnya.
Tokoh kesehatan asal Jombang ini menjelaskan, sesuai data sementara yang dimiliki LK PBNU, saat ini ada 40 rumah sakit dan 70 klinik di bawah Asosiasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (Arsinu).
Jumlah tersebut jauh dari kata cukup. Hal ini mengingat pengurus PWNU saja ada 34 dan masih ada ratusan cabang NU di seluruh Indonesia.
“Dalam waktu sekian bulan ini, kita terus mendata lembaga kesehatan NU yang ada di Indonesia, meskipun belum semua,” ujar dr Zulfikar.