Ketua HAM menyerukan pihak berwenang Georgia untuk melindungi kebebasan dasar

Aulanews.id – Protes yang sah dibubarkan dengan menggunakan kekuatan yang tidak proporsional dan, dalam beberapa kasus, menggunakan kekerasan yang tidak perlu oleh polisi di ibu kota, Tbilisi, menurut pernyataan dari Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Volker Türk.

Lusinan pengunjuk rasa dan pekerja media dilaporkan terluka dalam demonstrasi yang dipicu oleh pengumuman perdana menteri yang menunda negosiasi bergabung dengan Uni Eropa.

Pasukan keamanan dilaporkan menggunakan semprotan merica, meriam air, dan bahan kimia pengiritasi terhadap pengunjuk rasa dan jurnalis. Beberapa juga dilaporkan dikejar dan dipukuli oleh penyerang tak dikenal.

Penggunaan kekerasan yang tidak perlu atau tidak proporsional terhadap pengunjuk rasa dan pekerja media sangatlah mengkhawatirkan,” kata Tuan Türk. “Semua warga Georgia dari berbagai spektrum politik harus bisa mengekspresikan pandangan mereka tentang masa depan negara mereka secara bebas dan damai.”

Standar hak asasi manusia internasional menetapkan bahwa negara harus menciptakan lingkungan yang mendukung pelaksanaan hak, termasuk berkumpul secara damai, tanpa diskriminasi, kata kantor hak asasi manusia PBB OHCHR.

Setiap penggunaan kekuatan oleh personel keamanan harus tetap menjadi “pengecualian dan menaati asas legalitas, keharusan, proporsionalitas, kehati-hatian, dan non-diskriminasi.”

Para pengunjuk rasa harus menahan diriKomisaris Tinggi Türk juga meminta pengunjuk rasa untuk menggunakan hak mereka secara damai. Laporan menunjukkan batu, kembang api dan botol dilemparkan ke arah pasukan keamanan, selain menyebabkan kerusakan pada gedung parlemen. Kementerian Dalam Negeri mengatakan sedikitnya 113 stafnya terluka.

Badan Investigasi Khusus Georgia – sebuah lembaga independen yang bertanggung jawab kepada Parlemen yang menyelidiki tuduhan terhadap aparat penegak hukum – mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan terhadap penyalahgunaan wewenang resmi oleh petugas polisi.

Semua pihak yang terbukti bertanggung jawab atas pelanggaran harus bertanggung jawabdan tuduhan penganiayaan terhadap tahanan juga harus diselidiki,” kata Komisaris Tinggi.

Petugas individu dari regu pengendali kerusuhan atau unit polisi khusus, tidak memiliki nomor identifikasi atau tanda pengenal individu – sehingga membuat akuntabilitas menjadi lebih sulit.

“Insiden-insiden ini sekali lagi menggarisbawahi perlunya mengatasi kekhawatiran yang sudah lama ada dalam menetapkan tanggung jawab individu petugas penegak hukum di Georgia,” kata kepala hak asasi manusia tersebut.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist