Aulanews.id – Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri Jawa Timur, KH Abdurrahman al-Kautsar menyatakan bahwa kekuatan dalam diri jiwa santri salah satunya tumbuh dari tempaan saat kiai memarahinya. Banyak santri yang menurutnya justru tidak puas bahkan merasa kecewa saat tidak dimarah oleh kiai. “Apakah kami tidak memiliki bakat berhasil sampai guru kami kok tidak marah?” ungkapnya pada tayangan bertajuk “Menggapai Dukungan Pusat” yang disiarkan NU Channel, Kamis (3/8/2023).
Pria yang akrab disapa Gus Kautsar ini menyebut bahwa banyak para kiai dan ulama besar adalah produk (alumni) pesantren yang saat mengenyam pendidikan berhasil melewati proses yang berat dan merasakan perihnya tempaan para guru. Di antaranya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang berhasil menjadi sosok teladan karena sulit dan kerasnya pendidikan pesantren yang didapatkannya. “Ini agak beda dengan konsep saat ini, di mana guru harus yang care,” imbuhnya.
Ia pun mengutip sebuah maqalah yang menyebutkan bahwa semua kegagalan seseorang sebagai murid biasanya dikarenakan ketidakmampuannya dalam bertahan pada tekanan guru-gurunya.
Seorang tentara misalnya, tidak akan bisa menjadi pribadi yang kuat secara fisik dan mental serta memiliki sedikit peluang untuk sukses jika pendidikannya biasa-biasa saja. “Artinya nggak mungkin ada tokoh hebat kemudian lahir dari situasi yang biasa-biasa saja. Pasti ada gemblengan-gemblengan keras di sana,” tegas putra KH Nurul Huda Djazuli ini.
Selain ditempa dengan berbagai dengan pendidikan untuk tidak gampang menyerah dan mengeluh terhadap keadaan, para santri juga menurutnya adalah sosok yang selalu mampu menghadirkan kebahagiaan dalam hidupnya. “Santri itu adalah orang yang paling pintar untuk menghadirkan kebahagiaannya sendiri. Santri adalah makhluk Allah swt yang paling kreatif untuk membahagiakan dirinya sendiri,” kata Gus Kautsar.(Vin)