Ketertinggalan Pendidikan jadi Tantangan NU Sambut Abad Kedua

Aulanews.id – Sekretaris Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU), Ahmad Suaedy menyampaikan belum meratanya kualitas pendidikan jadi tantangan NU menyambut abad kedua. Hal ini dia sampaikan pada saat Webinar Komunitas Sevima di peringatan 1 Abad NU.

Suaedy, yang juga menjadi Ketua Religion of Twenty (R20) itu mengatakan ketertinggalan pendidikan perlu menjadi prioritas, karenanya jumlah perguruan tinggi cukup banyak, bahkan sampai pelosok pun ada. Namun, dari segi kualitas, masih ada kesenjangan.

Misalnya, kondisi di Jawa dan Papua masih jauh sekali, dan masih banyak kampus yang saat ini berfokus mengejar ranking, bukan memperbaiki kualitas pendidikan tinggi. Oleh karena itu, LPTNU sebagai bagian dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama akan menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional. Rakernas ini akan menjadi cara Nahdlatul Ulama merumuskan filosofi pendidikan tinggi di usianya yang akan memasuki abad kedua.

“Rakernas LPTNU ini, adalah salah satu kegiatan formal NU dalam kategori pendidikan, dengan tujuan untuk merumuskan filosofi kami dalam menyambut abad kedua. Kita perlu tentukan arah ke depan,” ujarnya.

Dekan Fakultas Islam Nusantara di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia ini memaparkan, Rakernas LPTNU dan Konferensi PTNU 2023 akan diadakan di Medan Sumatera Utara, pada 8-10 Maret 2023. Tema yang diangkat pada acara ini nantinya Merawat Jagad, Membangun Peradaban dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

“Bagaimana agar PTNU tidak ketinggalan dari yang lain tanpa mengatakan harus mengejar, makanya kami harus punya platform, landasan kebijakan, serta memanfaatkan teknologi. Salah satu cirinya santri nanti punya ilmu agama yang baik tapi tidak kalah dari sisi teknologi. Supaya makin memperkuat mobilitas sosial, santri ketika lulus bisa masuk ke perusahaan, pemerintahan, bahkan berkibar di dunia internasional karena mampu menguasai teknologi!,” katanya.

Suaedy berharap dukungan berupa pikiran dan masukan. Karena formula perubahan NU di abad 21 ini tidak bisa dicari oleh NU sendiri.

“Kami butuh dukungan pikiran dari civitas akademika di kampus lain bahkan yang bukan NU. Karena tantangan pendidikan dan tantangan dunia saat ini makin kompleks. Kita kumpulkan bersama pikiran dan strategi untuk menghadapi abad kedua NU!,” pungkas Ahmad Suaedy.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist