AulaNews.id – KAIRO: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengatakan pada Kamis (21 Maret) bahwa dia yakin pembicaraan di Qatar masih bisa mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza sementara Israel menyerang orang-orang bersenjata Hamas di rumah sakit Al Shifa di daerah kantong tersebut dan mengevakuasi pasien.
Dilansir dari berita Channel News Asia yang diterbitkan pada 22 Maret 2024, di Kairo, Blinken bertemu dengan para menteri luar negeri Arab dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi ketika pembicaraan di Qatar berpusat pada gencatan senjata sekitar enam minggu yang akan memungkinkan pembebasan 40 sandera Israel dengan imbalan ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
“Negosiator terus bekerja. Kesenjangan semakin menyempit, dan kami terus mendorong tercapainya kesepakatan di Doha. Masih ada pekerjaan sulit untuk mencapainya. Namun saya tetap yakin hal itu mungkin terjadi,” kata Blinken.
“Kami telah menutup kesenjangan, namun masih ada kesenjangan. Jadi saya tidak bisa menentukan batas waktunya. Saya hanya bisa mengatakan bahwa kami berkomitmen untuk melakukan segala kemungkinan untuk mencapai kesepakatan.”
Poin utama dalam perundingan gencatan senjata adalah Hamas mengatakan pihaknya akan membebaskan sandera hanya sebagai bagian dari kesepakatan yang akan mengakhiri perang, sementara Israel mengatakan pihaknya hanya akan membahas jeda sementara.
Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepala mata-mata Israel, David Barnea, akan melakukan perjalanan ke Qatar pada hari Jumat untuk bertemu dengan mediator.
Di Gaza sendiri, Israel melanjutkan serangannya terhadap rumah sakit Al Shifa, satu-satunya fasilitas medis yang berfungsi sebagian di bagian utara Jalur Gaza, pada hari keempat. Warga mengatakan bangunan-bangunan di dalam kompleks tersebut terbakar dan warga lainnya melaporkan bahwa mereka melihat tembakan dan orang-orang ditembak di dalam kompleks tersebut.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan orang-orang bersenjata Hamas dan Jihad Islam bersembunyi di gedung yang menampung ruang gawat darurat rumah sakit dan memperkirakan serangan tentara akan berlanjut selama beberapa hari lagi.
Hamas membantah bahwa rumah sakit tersebut menampung para pejuang dan mengatakan mereka yang tewas adalah pasien yang terluka dan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.
“Kami sedang mengevakuasi pasien, sekitar 220 pasien, ke gedung lain,” kata Laksamana Muda Daniel Hagari dalam pernyataan yang disiarkan televisi, “dengan peralatan medis yang sesuai sehingga semua pasien dan dokter bisa selamat. Kami terus memanggil semua pria bersenjata di dalam gedung untuk menyerah.”