“Rasisme harus dihadapi kapan pun dan di mana pun ia muncul,” tulisnya di X.
Michelle O’Neill, menteri pertama Irlandia Utara, mengatakan dia berbicara dengan Perdana Menteri Irlandia Simon Harris melalui telepon setelah serangan hari Sabtu terhadap komunitas dan bisnis di Belfast.
“Rasisme dan kebencian tidak punya tempat—dan tidak akan pernah punya tempat—di pulau kita,” kata O’Neill, seraya menambahkan bahwa ia berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan semua orang guna membangun masa depan yang lebih baik dan lebih inklusif bagi semua orang.
Rishi Sunak, pemimpin Partai Konservatif oposisi, mengatakan “pemandangan mengejutkan yang kita saksikan di jalan-jalan Inggris tidak ada hubungannya” dengan tragedi di Southport.
“Ini adalah tindakan kriminal yang penuh kekerasan yang tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita. Polisi mendapat dukungan penuh dari kami untuk menangani para penjahat ini dengan cepat dan mereka harus menghadapi hukuman berat,” tambahnya.
Sebelumnya, pihak berwenang melaporkan sedikitnya 100 penangkapan menyusul meletusnya kekerasan, tidak hanya di Rotherham tetapi juga di seluruh Inggris, dengan lebih banyak demonstrasi yang direncanakan pada Minggu malam.
Protes serupa diperkirakan terjadi di Bolton, Lancaster, Middlesborough, Weymouth, dan Newcastle upon Tyne.
Para perusuh yang bertopeng, sebagian mengenakan bendera Inggris, berkumpul di luar hotel, yang diketahui menampung para migran.
Pihak berwenang setempat meningkatkan kewaspadaannya, mengantisipasi protes yang lebih keras di seluruh negeri pada hari Minggu.
Kerusuhan tersebut menyusul pembunuhan tragis tiga gadis muda di Southport pada hari Senin, sebuah peristiwa yang semakin memperburuk hubungan masyarakat dan memicu episode kekacauan tambahan di kota-kota di seluruh Inggris.
Sumber: Anadolu