Aulanews.id – Ada pepatah yang bilang “Tong Kosong Nyaring Bunyinya” adalah ungkapan bahwa orang yang memiliki sedikit pengetahuan cenderung bersikap seolah-olah mereka memiliki pengetahuan yang luas. Ini sama dengan penyataan Socrates “As for me, all i know is that i know nothing” dan sering terjadi ketika seseorang dengan percaya diri mengemukakan pendapat atau informasi yang seolah-olah mereka tahu segalanya. Namun, ketika informasi tersebut diteliti lebih lanjut, ternyata tidak ada dasar atau kebenaran yang kuat di dalamnya.
Ketika kita sedang berkumpul dengan teman-teman dan salah satu dari mereka secara berlebihan yakin dengan apa yang dia katakan, tetapi setelah dicari tahu melalui sumber lain, ternyata informasi yang disampaikan tidak benar. Yang menarik, orang tersebut mungkin tidak sadar bahwa apa yang dia katakan tidak berdasar, dan orang lain juga mungkin tidak menyadari kebenaran informasi tersebut karena kepercayaan diri orang tersebut dalam menyampaikannya.
Meskipun seseorang terdengar sangat yakin dan berpengetahuan, kita harus tetap waspada dan memverifikasi informasi tersebut sebelum menerima sepenuhnya, karena terkadang “tong kosong” (ketiadaan isi atau pengetahuan yang kuat) bisa menghasilkan “bunyi yang nyaring” (kesan yang kuat atau percaya diri dalam penyampaian). We think that we know everything. actually, we know nothing.
Kisah McArthur Wheeler pada tahun 1995 menjadi perbincangan yang menarik karena kebingungannya ketika ditangkap polisi setelah merampok dua bank di Pittsburgh. Wheeler terkejut bahwa polisi bisa mengidentifikasi wajahnya dari rekaman kamera pengawas. Saat merampok, Wheeler tidak menggunakan topeng, melainkan melumuri wajahnya dengan perasan lemon. Dia meyakini bahwa cairan lemon memiliki sifat yang dapat membuat wajahnya tidak terlihat dalam rekaman kamera, Karena dia tahu, perasan lemon bisa digunakan sebagai tinta yang tidak terlihat untuk menulis di sebuah kertas. Baginya, tindakannya ini sangat masuk akal dan dianggap sebagai cara untuk tidak terdeteksi oleh polisi.
Kasus ini menarik minat David Dunning dan Justin Kruger untuk melakukan penelitian yang kemudian dikenal sebagai efek Dunning-Kruger. Mereka meneliti fenomena di mana orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang terbatas cenderung tidak menyadari kekurangan mereka dan justru merasa lebih kompeten daripada yang sebenarnya. Ini menyoroti bahwa kesadaran akan kekurangan diri sendiri tidak selalu terkait dengan tingkat pengetahuan atau kemampuan seseorang. Orang-orang seperti Wheeler mungkin tidak menyadari bahwa mereka kurang berpengetahuan atau tidak memiliki keterampilan yang diperlukan, sehingga mereka merasa yakin dalam tindakan mereka meskipun sebenarnya tidak masuk akal.