Kenangan rasa jeruk nipis mendorong inovasi di pertanian Saudi

Mahmoud Abdelnabby, pakar irigasi di FAO, mengatakan bahwa “irigasi cerdas dapat mengurangi konsumsi air hingga 70 persen dan lebih ramah lingkungan.”

Para petani saat ini tidak perlu membayar untuk mendapatkan air, namun otomatisasi memberikan penghematan lain karena lebih sedikit pekerja pertanian yang dibutuhkan untuk menyiram pohon, sebuah pekerjaan yang memakan waktu dan berat selama musim tanam di Saudi yang sangat panas.

Meskipun teknologinya canggih, teknologi ini sudah tersedia di pasar lokal dan meskipun investasi keuangan diperlukan, “teknologi ini akan membuahkan hasil yang lebih tinggi dan tagihan upah yang lebih rendah,” menurut Abdelnabby dari FAO.

Mohamed Alnwairan (tengah) menjelaskan bagaimana pertaniannya memperoleh manfaat dari teknik irigasi cerdas.

FAO/Mohammed Saud Alhumaid

Mohamed Alnwairan (tengah) menjelaskan bagaimana pertaniannya memperoleh manfaat dari teknik irigasi cerdas.

Tanah hilangKetika iklim terus berubah di seluruh wilayah gurun di Arab Saudi dan kondisi kekeringan yang semakin sering terjadi, para petani juga berjuang melawan penggurunan dan hilangnya lahan produktif.

Jaffar Almubarak, yang bekerja untuk Organisasi Irigasi Saudi, yang merupakan mitra FAO, mengatakan, “irigasi cerdas adalah bagian dari respons terpadu terhadap perubahan iklim, yang mencakup pengelolaan tanah dan pemilihan tanaman,” seraya menambahkan bahwa “pendekatan seperti itu dapat memaksimalkan manfaat penggunaan air, namun juga membantu merehabilitasi lahan dan berupaya melawan penggurunan.”

Pada bulan Desember 2024, para pemimpin global dari pemerintah, organisasi internasional, sektor swasta, dan masyarakat sipil berkumpul di ibu kota Saudi, Riyadh, di bawah naungan Konvensi PBB untuk Memerangi Desertifikasi (UNCCD) untuk membahas solusi terhadap kekeringan, hilangnya lahan, dan hilangnya lahan. restorasi.

Secara global, hingga 40 persen lahan di dunia terdegradasi, yang berdampak buruk terhadap iklim, keanekaragaman hayati, dan penghidupan masyarakat.

Seperti para petani di seluruh dunia, Bapak Alnwairan menggunakan pengalaman dan keahliannya yang panjang untuk meningkatkan hasil panennya, didorong oleh kebutuhan dan peluang.

“Saya sedang mempertimbangkan untuk menerapkan irigasi cerdas di lahan pertanian saya untuk fokus pada penanaman jeruk nipis, yang pasarnya sudah siap untuk saya,” katanya.

Jika petani lain mengikuti jejaknya, pasokan air akan semakin melimpah di lahan kering ini, sementara budidaya tanaman akan membantu memperlambat penggurunan.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist