Kemenkes, kata Imran, juga melakukan upaya pelacakan atau tracing HIV/AIDS terutama pada ibu hamil untuk dapat menanggulangi kasus anak dengan HIV/AIDS yang ditularkan melalui ibunya.
“Saat ini skrining HIV pada ibu hamil ada sekitar 60 persen kita lakukan, namun dari sekitar 60 persen, yang positif dan bisa kita tindak lanjuti itu jauh di bawah harapan. Sehingga kita perlu membuat upaya-upaya agar ibu hamil yang terdeteksi itu bisa segera kita tindaklanjuti. Karena kita memang melihat bahwa tantangan paling besar adalah kalau dites kemudian positif, dan dia tidak merasa ada masalah itu akan susah dia menyampaikannya kepada keluarga,” jelasnya.
Tantangan tersebut, kata Imran, diperparah dengan berbagai macam tantangan lainnya seperti infrastruktur yang kurang memadai, adanya stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV (ODHIV), serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS.
Untuk itu, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan terkait seperti Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi dan praktisi, masyarakat, komunitas, swasta, serta media untuk dapat bersama-sama menanggulangi HIV/AIDS.
“Sesuai dengan tema Hari AIDS Sedunia tahun ini, bahwa komunitas itu perannya sangat besar. Bagaimana kita bisa membawa segera orang yang terdiagnosis (HIV/AIDS) untuk segera memulai pengobatan dan harus terkontrol itu sangat penting. Maka teman komunitas sudah harus naik kelas, bukan hanya menemukan ODHIV tapi juga membantu mereka untuk tetap mengonsumsi obat dan membantu kontrol secara teratur,” tutur Imran Pambudi.