Aulanews.id – Direktorat Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) menyusun bahan ajar Pendidikan Agama Islam (PAI) bagi siswa berkebutuhan khusus. Kegiatan yang dilaksanakan di Bogor ini merupakan wujud tanggung jawab Direktorat Pendidikan Agama Islam terhadap mutu serta kualitas pembelajaran PAI di Sekolah Luar Biasa (SLB).
Kegiatan yang bertajuk Penyusunan Modul PAI Berkebutuhan Khusus Angkatan 2 ini merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa yang dilaksanakan di Semarang, Jawa Tengah, 22 – 24 September 2022. Kegiatan ini menitikberatkan pada telaah konten modul atau bahan ajar PAI berkebutuhan khusus.
Kehadiran bahan ajar berupa buku maupun modul Pendidikan Agama Islam untuk peserta didik SLB amatlah dinantikan.
“Saya beberapa kali berkunjung ke Sekolah Luar Biasa, dan kerap mendapat keluhan tentang minimnya ketersediaan bahan ajar bagi siswa SLB. Tentu ini menjadi keprihatinan kita bersama,” ungkap Direktur Pendidikan Agama Islam Amrullah di Bogor, dilansir dari laman resmi Kemenag pada Rabu (12/10/2022).
Amrullah menambahkan bahwa bahan ajar PAI berkebutuhan khusus yang tengah disusun perlu memperhatikan berbagai aspek yang berkaitan dengan efektivitas pembelajaran di SLB sesuai dengan karakteristik tipe ketunaan yang dialami peserta didik.
“Saya sangat memahami bahwa pekerjaan bapak/ibu tim penyusun tidaklah mudah, karena harus menggali beragam sudut pandang yang berkaitan dengan pembelajaran PAI di SLB. Namun, saya optimis bapak dan ibu mampu melakukannya,” ujarnya.
Hadir mendampingi Direktur Pendidikan Agama Islam, Kasubdit PAI pada SMA/SMALB/SMK Abdullah Faqih, yang juga penanggung jawab penyusunan bahan ajar PAI berkebutuhan khusus. Faqih menyatakan bahwa bahan ajar PAI yang tengah disusun ini harus memiliki nilai manfaat di lapangan, dalam arti tepat guna sesuai peruntukkannya.
“Bahan ajar PAI berkebutuhan khusus yang sedang kita susun ini tentunya harus sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Dengan adanya bahan ajar ini, diharapkan pembelajaran PAI dengan mudah dapat dipahami dan diamalkan oleh siswa berkebutuhan khusus,” terangnya.
Ia berharap seluruh anggota tim penyusun berkomitmen untuk menyelesaikan bahan ajar PAI berkebutuhan khusus sebaik mungkin, memperhatikan dan menindaklanjuti setiap masukan dari penelaah demi penyempurnaan produk yang nantinya dihasilkan.
“Saya harap bapak/ibu tim penyusun mencermati betul-betul setiap catatan dari para penelaah dan menerapkannya dengan sebaik mungkin. Di bulan Desember tahun ini, semoga draf bahan ajar ini sudah bisa dikatakan final,” tutup Faqih.