“Paling tidak setiap pesantren sudah punya supermarket sendiri yang harganya bersaing,” ucap Zulhas.
Saat ini sudah ada 48 ribu warung bentukan Kementerian Perdagangan di seluruh Indonesia. Program tersebut bisa meningkatkan kerjasama Kemendag dengan NU agar lebih efektif, karena hampir 97 persen pedagang ada di setiap lingkungan pesantren.
“Dari produksinya langsung kita bantu agar bisa berkembang dengan baik dan bersaing dengan pasar umumnya,” ujar dia.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, mengatakan, kebangkitan pedagang merupakan gerakan kebangkitan ekonomi rakyat yang tidak dapat dipisahkan dengan NU.
“Alhamdulillah kita mendapatkan momentum untuk bekerjasama dengan Kemendag RI. Momentum ini diharapkan semakin menguatkan semangat Nahdlatut Tujjar di lingkungan NU,” kata Gus Yahya.
Nahdlatut Tujjar bahkan sudah ada sebelum NU berdiri. Hal itu Bermula dari gerakan pemikiran-pemikiran kiai NU mengenai perekonomian, kebangsaan, sampai kemudian membangun peradaban.
“Itu semua ada dalam satu garis dan satu tarikan nafas yang tidak dapat dipisahkan,” kata Gus Yahya.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang itu mengatakan, penandatanganan MoU dan perjanjian kerjasama dengan Kemendag RI diharapkan dapat menjadi penanda khidmat NU dalam mengayomi masyarakat.
“Saya harap kerjasama ini dapat menjadi penanda tekad kita untuk melakukan ri’ayah (penayom) kepada masyarakat NU,” tutur Gus Yahya.