Keluarga Pancasila Prabowo dan Pesan Damai Natal Bagi Rusia dan Suriah Oleh Moch Eksan

Jadi, perusakan pohon natal di Damaskus sewaktu demo massa telah membuka tabir politik aliran sangat lekat dengan relasi kultural antar anak bangsa Suriah. Konflik sektarian inilah yang menjadi mesin pembunuh kemanusiaan dan perdamaian.

Dua kejadian besar di atas sengaja didesain untuk membawa pesan perang yang penuh kebencian dan permusuhan. Mereka dengan terbuka mengatakan bahwa serangan bom ke Ukraina ialah hadiah natal.

Begitu pula dengan aksi perusakan pohon natal di Ibu Kota Damaskus, juga dianggap sebagai hadiah natal. Padahal, Ibu kota Suriah merupakan wilayah kosmopolitan yang multi agama dan menjadi pusat pertumbuhan dan perkembangan Kristen Ortodok Suriah yang mendominasi Timur Tengah sejak berabad-abad lamanya.

MEMBUMIKAN PESAN DAMAI NATAL
Tiga negara yang disebut di atas mencerminkan 3 jenis negara. Pertama, Indonesia mewakili negara berkembang. Kedua, Rusia mewakili negara maju. Ketiga, Suriah mewakili negara gagal. Ternyata, tiga negara ini memiliki perilaku damai paradoksal. Perayaan Natal yang semestinya memberikan pesan perdamaian, tidak selalu dibumikan dengan benar, namun bergantung pada filosofi dan kepentingan nasional.

Indonesia di era kepemimpinan Prabowo telah selesai meletakkan nilai-nilai perdamaian dalam hubungan dengan umat beragama. Sehingga, negeri ini cukup representatif menjadi corong suara damai dunia.

Rusia di era kepemimpinan Putin gagal mencegah invasi politik militer ke Ukraina. Sehingga, dengan alasan mengancam keamanan dan ketertiban sosial menghalalkan aksi pencaplokan sebagian wilayah Ukraina. Serangan bom justru diluncurkan pada saat warga Ukraina sedang merayakan Natal.

Suriah dibawah kepemimpinan Al-Julaini sedang melakukan konsolidasi politik dan keamanan di tengah-tengah transisi kekuasaan dari rezim Alawi pada rezim Tahriri. Sehingga, prmerintah baru acuh tak acuh terhadap aksi vandalisme agama yang merusak citra Islam damai dalam hubungan dengan umat Kristiani.

Ketiga pemimpin di atas, sebenarnya sesama berasal dari rahim militer. Yang berbeda visi ketiganya dalam membangun kekuasaan. Prabowo lahir dari tradisi demokrasi yang multipartai. Putin lahir dari tradisi sosolis-komunis yang menggunakan sistem partai tunggal. Dan, Al-Julaini lahir dari tradisi milisi-militer yang meraih kekuasaan dengan cara kudeta.

Ala kulli hal, Indonesia boleh berbangga dengan capaian politik dan keamanan hingga dapat melaksanakan Natal dengan aman, damai dan lancar. Di lain pihak, Rusia dan Suriah masih butuh kesadaran untuk mewujudkan perdamaian dalam negeri dengan menghindari kebijakan represif.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist