Rusia adalah negara yang terlibat konflik bersenjata dengan Ukraina. Perang ini sudah berlangsung 2 tahun 10 bulan sejak 24 Februari 2022 sampai sekarang. Menurut NATO jumlah korban kurang lebih 600 ribu orang korban meninggal dan luka-luka. Studi Institute Perekonomian Global dari Universitas Tubingen Jerman, mentaksasi kerugian ekonomi akibat perang sebesar 12 miliar dolar atau setara 1,94 kuadriliun rupiah.
Perang Rusia-Ukraina belum ada tanda-tanda akan berakhir. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodiemyr Zelenskyy adalah pemimpin yang sama-sama keras kepala. Keduanya terjangkit penyakit agresivitas yang tak ada jera menyebarkan maut pada sesama. Betapun dua pemimpin ini secara pribadi dibesarkan dalam tradisi damai dari ajaran Kristen Ortodoks dan keluarga Yahudi.
Rusia-Ukraina merupakan dua negara yang berada di benua Eropa. Sebuah benua yang memiliki sejarah konflik bersenjata cukup panjang. Dan menjadi sumber pemicu perang dunia I dan II. Perang ini telah menelan korban begitu sangat besar lantaran perang ideologi dan perang persenjataan.
Jadi, perang Rusia-Ukraina telah menimbulkan kebangkrutan moral sekaligus kebangkrutan kemanusiaan. Dimana etika pergaulan dunia sudah tak berlaku, dan nyawa manusia begitu murah demi dan atas nama ancaman keamanan dan keutuhan bangsa yang bertetangga.
Sementara Suriah adalah negara sosialis Arab yang dikuasai oleh Partai Ba’ats. Negeri ini menganut one party system di bawah partai yang didirikan oleh Micheal Aflaq. Dengan sistem satu partai, maka kebebasan berserikat dan berpendapat tak berlaku. Maka kelompok oposisi selalu berhadapan dengan moncong senjata.
Otomatis perang saudara tak bisa dihindari. Perang Suriah sejak 2011-2024 saja telah menelan korban nyaris 600 ribu. Suriah dikendalikan oleh kelompok Syiah Alawi yang minoritas. Sedangkan, kelompok Islam Sunni sebagai umat mayoritas justru dalam kekuasaan rezim militer yang diktator dan tirani.
Negara bekas kerajaan Bani Umayah ini tak kurang dari setengah abad dikuasai oleh dinasti Assad sejak 1971-2024. Dan Presiden Bashar Al-Assad merupakan putra dari Hafid Al-Assad, yang digulingkan oleh milisi bersenjata pada 8 Desember 2024.
Hayat Tahrir Syam (HTS) pimpinan Abu Muhammad Al-Julaini yang telah mengakhiri dominasi kekuasaan dinasti Assad. Julaini sendiri mantan komandan Al-Qaidah yang dicap oleh Amerika Serikat sebagai jaringan organisasi terorisme dunia.