Keluarga Pancasila Prabowo dan Pesan Damai Natal Bagi Rusia dan Suriah Oleh Moch Eksan

Ketua Pelaksana Natal bersama, Thomas Djiwandono, wakil Menteri Keuangan yang notabene ponakan Prabowo, menyebutkan bahwa tak kurang dari 12 ribu jemaat yang hadir. Tak lupa pimpinan KWI dan PGI serta tokoh lintas agama juga hadir menambah kesemarakan perayaan hari besar umat Kristiani ini.

Dengan tema “Marilah Sekarang Kita Pergi Ke Betlehem”, perayaan Natal Nasional 2024 mengirim pesan damai ke seluruh pelosok dunia. Lihatlah Indonesia, negara muslim terbesar dunia yang bisa hidup guyub dan rukun antar umat beragama. Perbedaan agama tidak menjadi halangan untuk bersama dan bekerjasama dalam membangun bangsa.

Prabowo menyatakan bahwa Natal adalah momentum untuk berkumpul dengan keluarga. Banyak anggota keluarganya yang Kristiani. Bahkan, sang presiden sendiri mengakui ia lahir dari seorang ibu beragama Kristen.

Soemitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo, seorang muslim, dan Dora Marie Sigar, ibunya penganut Kristen Protestan. Ayah ibunya merupakan pasangan beda agama yang harmonis, menjunjung tinggi pluralisme dan toleransi.

Prabowo bersaksi tak pernah melihat kedua orang tuanya bertengkar perihal urusan agama. Walau kadang berselisih, ia melihat perkaranya bukan soal keyakinan. Setiap anggota keluarga diberi kebebasan memeluk agama dan menjalankan ibadah berdasarkan pada keyakinan masing-masing.

Prabowo mengatakan bahwa keluarganya beragam yang berhasil mendidik putranya menjadi Presiden Republik Indonesia ke-8. Sebuah keluarga Pancasila yang Bhineka Tunggal Ika. Keluarga yang beda agama dan suku, tapi punya satu tujuan yang sama.

“Yaitu keinginan, kemauan untuk hidup rukun, untuk hidup sebagai suatu keluarga besar, untuk mencapai cita-cita dan tujuan bersama yaitu mencari kehidupan yang baik di dunia ini dan bekerja keras untuk menghadapi dunia yang akan datang”.

Jadi, bagi Prabowo pribadi dan keluarganya, fikih lintas agama merupakan hal yang lumrah dan lazim. Sebab, suasana seperti itu sudah ia jalani puluhan tahun. Mereka sudah terbiasa Idul Fitri dan Natal bersama secara kultural. Tanpa mencampuraduk urusan ritual agama masing-masing. Mereka tahu batas mana yang boleh dan tidak dalam ajaran agama Islam dan Kristen.

Sebagaimana menyikapi nikah beda agama, dialog lintas iman yang merupakan rutinitas harian keluarga Pancasila Prabowo. Semua pasti sepakat, menjadi muslim sejati bukan hambatan untuk menghormati pemeluk agama Nasrani. Dan, menjadi Kristen yang taat bukan rintangan menghormati pemeluk agama Islam.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist