Keluarga dan Sekolah, Benteng Utama Cegah Bahaya Intoleransi dan Radikalisme

Tantangan Era Digital

Semua orang dengan mudah mengumbar kebencian dengan bebas di internet. Hal ini disebabkan ruang dunia maya yang bebas cepat dan anon (tidak beridentitas) sehingga orang bebas menyebarkan narasi kebencian menghujat atau memaki.

Informasi apapun diterima sebagai kebenaran tanpa ada verifikasi, itulah fakta yang terjadi dalam masyarakat.

“Rendahnya literasi digital pelaku medsos tanpa menyadari adanya efek hukum psikologis dan dampak sosial dari penggunaan medsos
tersebut.

“Bahkan, suburnya intoleransi dan fanatisme kelompok menumbuhkan keberanian untuk menghujat dan memaki tokoh agama, keyakinan, dan politik yang dianggap berseberangan,” kata Hesti Armiwulan.

Dalam paparannya, Kepada Bakesbangpol Prov Jatim Eddy Supriyanto SSTP, MPSDM, menegaskan pentingnya upaya penanaman bela negara. Yakni, mempunyai rasa ikut memiliki negeri ini dan terpanggil untuk ikut serta dalam upaya bela negara.

“Generasi muda, khususnya siswa-siswi SMA/SMK dan usia sebayanya, harus tegas menolak dan memberantas penyebaran ajaran/paham yang bertentangan dengan Pancasila,” tuturnya.

Selain itu, ditanamkan nilai berjiwa “merah-putih” yang selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan
kelompok dan pribadi supaya persatuan dan kesatuan bangsa tetap kokoh.

“Tidak berpuas diri, peluang harus selalu kita ciptakan, untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia, sejajar dengan bangsa maju,” tutur Eddy.

Menurut Eddy Supriyanto, persiapkan diri dengan baik menjadi agen perubahan dan menguasai IPTEK dengan mengikuti perkembangan lingkungan strategis baik nasional, regional, maupun internasional.

“Membangun persaudaraan, toleransi, kerukunan dan harmoni di Bumi Pertiwi sesuai semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika,” tambahnya. **

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist