Aulanews.id – Ketinggian air di sungai-sungai yang mengalir melalui hutan hujan Amazon yang luas telah menurun, setelah kekeringan yang memecahkan rekor diikuti oleh berkurangnya hujan, menghadirkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi masyarakat Ribeirinhos yang tinggal di sana.
Karena sungai menjadi semakin sulit untuk dilayari dan airnya menjadi terlalu kotor untuk dikonsumsi, banyak penduduk pedesaan tradisional yang tinggal di tepi sungai mengandalkan pasokan air minum dari luar.
Francisca das Chagas da Silva, seorang warga, mengatakan para lansia khususnya mengalami kesulitan karena mereka harus berjalan lebih jauh untuk mendapatkan air. “Kami harus membawanya dari tepi sungai ke rumah kami,” katanya.
Keluarga Ribeirinho biasanya mendapatkan air langsung dari sungai atau memiliki sistem yang terhubung – tetapi sarana pasokan ini rusak saat permukaan air turun drastis.
Sekarang, banyak penduduk mengandalkan lembaga swadaya masyarakat atau pemerintah negara bagian untuk mendapatkan air minum.
Joao Ferreira Mendonca, seorang pemimpin masyarakat, mengatakan tepian sungai berjarak sekitar 800 meter (0,5 mil) dari beberapa rumah, jarak yang jauh bagi orang tua atau orang yang memiliki masalah kesehatan sangat beresiko bagi mereka, hal tersebut menjadi tantangan bagi mereka warga setempat. dilansir dari reuters.com pada hari Senin (9/9/2024).
Dinas Geologi Brasil (SGB), telah memperingatkan dalam beberapa hari terakhir bahwa semua sungai di lembah Amazon diperkirakan akan turun di bawah tingkat historisnya.
Ribeirinhos biasanya tinggal di tepi sungai dalam rumah-rumah panggung, tempat mereka berpindah-pindah dengan perahu motor, namun apabila kekeringan terjadi pada sungai tersebut maka sangat sulit dilakukan.
