Aulanews.id- Meningkatnya jumlah kejahatan kebencian terhadap warga Muslim dan Palestina di kota Chicago, Amerika Serikat (AS), menimbulkan kekhawatiran secara luas, menurut seorang pejabat di Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR).
Maggie Slavin, manajer operasi cabang CAIR di kota Midwest, mengatakan kepada Anadolu bahwa telah terjadi peningkatan 196 persen dalam kejahatan kebencian terhadap Muslim dan Palestina di kota itu sejak Oktober lalu. Di lansir oleh anadolu.com pada hari Selasa (10.09.2024)
Slavin mengatakan insiden tersebut terjadi di tempat kerja, sekolah, dan ruang publik, di mana individu menghadapi konsekuensi karena mengekspresikan solidaritas mereka dengan Gaza dan Palestina.
Dia menyoroti bahwa komunitas Muslim di Amerika menghadapi penyensoran yang ketat.
Di tempat kerja, orang-orang dihukum karena menyatakan dukungan untuk Gaza, dan di kampus, mahasiswa menghadapi sanksi administratif karena mendukung hak-hak Palestina, imbuh dia.
Slavin mengatakan tanggapan otoritas terhadap peningkatan kejahatan kebencian “tidak pasti.”
Meskipun beberapa departemen kepolisian bersikap kooperatif, sebut dia, namun departemen lain memerlukan advokasi yang terus-menerus.
Terkait serangan baru-baru ini terhadap sebuah kafe milik warga Palestina di kawasan pemukiman Uptown, dia mengatakan Departemen Kepolisian Chicago awalnya menolak mengklasifikasikan insiden tersebut sebagai kejahatan kebencian.
“Kita harus benar-benar gigih sampai departemen kepolisian itu – sampai pihak berwenang – setuju dengan kita bahwa itu adalah kejahatan kebencian,” ujar dia.
Kafe Nabala, sebuah kafe milik Palestina di Uptown yang memajang bendera Palestina, diserang sejumlah orang tak dikenal minggu lalu.
Ancaman antisemitisme yang nyata bagi semua minoritas
Meningkatnya sentimen anti-Muslim juga digaungkan oleh kebangkitan pengawasan federal. Slavin membandingkan suasana saat ini dengan era setelah serangan teroris September 2001 di AS.
“Kami telah menerima banyak panggilan tentang interaksi yang tidak pantas dari FBI atau dari otoritas federal. Ini seperti perburuan terhadap penyihir,” jelas dia.
Ketika FBI mendatangi rumah-rumah warga, mereka ketakutan dan menelepon CAIR untuk menanyakan apa yang harus dilakukan, kata Slavin.
“Kami belum pernah melihat hal seperti itu,” sebut dia. “Itu adalah hal baru yang sangat menakutkan yang sedang terjadi.”
Dia menyatakan rasa frustrasinya terhadap penyalahgunaan istilah “antisemitisme” untuk membungkam kritik terhadap kebijakan Israel.