Selain itu, bank-bank yang menargetkan segmen UMKM juga tidak memiliki teknologi dan pengetahuan memadai untuk menilai kelayakan kredit mereka. Dalam skenario tersebut, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan pembelajaran mesin (machine learning) dapat menjadi solusi dan mengurangi risiko sehingga bank bisa belajar untuk mengategorikan, mencocokkan jenis dan jangka waktu pinjaman, dan berlatih untuk mengelola risiko dengan lebih baik.
Perusahaan teknologi AI asal Singapura, ADVANCE.AI (AAI) menyebutkan terjadinya peningkatan tingkat aktivitas ilegal yang melanggar kerahasiaan informasi pribadi para pengguna internet. 71% berupa pencurian identitas, 66% berupa aktivitas phishing, dan 63% berbentuk penipuan akun. Sementara Indonesia Anti-Phishing Data Exchange (IDADX) mencatat adanya 3.180 serangan phishing di domain internet Indonesia (dot id) hanya pada kuartal pertama tahun 2022. Untuk menyikapinya, langkah pengamanan yang lebih ketat perlu diterapkan oleh pihak terkait.
AAI juga merupakan perusahaan pertama di Asia Tenggara yang telah lulus tes kelayakan Presentation Attack Detection (PAD) iBeta terhadap serangan penipuan (fraudulent attacks), yang sesuai dengan sertifikasi International Organization for Standardization (ISO) 30106-3 untuk produk liveness detection.
Bermitra dengan lebih dari 800 klien di sektor jasa keuangan, multi-finance, dan e-commerce seperti Standard Chartered Bank, BTPN, MNC Bank, Bank Mega, Gojek, dan Tokopedia, tujuan utama AAI adalah membuat proses transaksi digital di bank dan institusi keuangan sejenisnya, lebih aman, cepat, dan efisien, tanpa mengorbankan keamanan informasi pribadi dan/atau dana klien.